1. Ingat Jemuran
Penting banget ini. Sangat krusial kalau hujan tidak ingat jemuran bisa basah kuyub baju-baju yang dijemur di bawah matahari langsung. Baju pada basah artinya menambah daftar pekerjaan baru. Bukan hanya pekerjaan ibu rumah tangga lho yang ingat jemuran, tapi juga anak kost.
2. Ingat Mie Rebus
Entah kenapa kalau hujan bawaannya sering lapar. Dan yang bersemayam di kepala itu pasti mie instan rebus. Apalagi kalau dikasih potongan cabe rawit dan telur ceplok. Hmm...yummy! Namun jangan keseringan ya, nggak baik buat kesehatan tapi baik buat kesehatan kantong anak kost (kriuuk..!)
3. Ingat Payung
Ini yang tak terlupa: payung. Nggak melulu harus menggunakan payung sih, kamu juga bisa menggunakan jas hujan untuk menggantikannya. Namun karena yang terkenal payung, ya banyak yang memakai payung hingga diabadikan dalam kata-kata bijak, "Sedia payung sebelum hujan" tidak ada kan "Sedia jas hujan sebelum hujan" ?
4. Ingat Hujan-Hujanan Masa Kecil
Mau tidak mau ingatan kita terbawa masa kecil ketika hujan-hujanan. Dengan kaos dalam atau telanjang bareng teman-teman di bawah guyuran hujan. Kita asyik menguasai jalan hingga berprinsip "pantang pulang sebelum petang". Kita tak peduli waktu itu dengan omelan ayah ibu kita, meski pada akhirnya kita menerima efeknya berupa masuk angin. Meski sebenarnya menurut para pakar kesehatan jika sering hujan-hujanan kita akan kebal.
Kalau sudah dewasa sebenarnya boleh saja hujan-hujanan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami pernah kehujanan ketika bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu beliau menyingkap bajunya hingga beliau terguyur air hujan. Maka itu kami bertanya: “Ya Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal demikian? Beliau menjawab: “Karena hujan itu baru mengenali Rabb-nya ta’ala. [HR.Ahmad, jilid 3, hal.133 dan 267, al Bukhari dalam kitab al Adab al Mufrad, no.571, Muslim, no.898, Abu Dawud, no.5100, an Nasa’I di as Sunan al Kubra, no.1849]
Imam an Nawawi rahimahullah berkata ketika menjelaskan hadits ini: “Hadits tersebut mengandung dalil bagi pendapat para sahabat kami, bahwasanya dianjurkan ketika mulai turun hujan untuk menyingkap anggota badan –yang bukan aurat- agar terkena air hujan, dan mereka berdalil dengan hadits di atas.” [Syarh Shahih Muslim, Jilid 3, Hal.464, Syarh Shahih al Adab al Mufrad, karya Syaikh Husain al ‘Awaisyah, Jilid 2, hal.214]
5. Ingat Sebuah Kenangan
Tak hanya kepada seseorang, tapi juga beberapa orang. Ketika hujan turun, ingatan kita langsung tertuju pada sebuah kenangan bersama seseorang yang pernah mampir dalam memori hidup kita. Bisa kenangan bersama dengan ibu kita, kenangan bersama nenek kita ketika bertedu di sebuah bangunan, kenangan ayah kita yang sudah meninggal, kenangan dengan teman dakwah kampus kita yang sudah menikah atau sudah berubah haluan harakah, kenangan bersama mantan teman taaruf kita. Atau bahkan kenangan bersama dengan mbok-mbok penjual pecel sayur dekat SD kita yang baik hati dan murah senyum. Ah, hujan memang selalu memutar kenangan.
6. Ingat Genteng Bocor
Duh, bapak kita atau para lelaki memang harus mempunyai keterampilan lain selain mencari nafkah yakni memperbaiki genteng yang bocor.
Beberapa hari lalu ada dialog seperti ini.
"Hah? Om kamu nggak pernah memperbaiki genteng yang bocor?"
"Sejauh penglihatan sih belum pernah secara gue serumah."
"Wah, nggak laki dong?!"
Glek!
7. Ingat Banjir dan Jakarta
Ya, mau gimana lagi. Ingat hujan pasti ingat banjir. Dan kota yang sering langganan banjir ya Jakarta. Semacam sudah menjadi ikon bahwa Jakarta itu Kota Banjir. Tapi jangan berpikiran seperti itu terus lah ya, nanti jadi doa. Apalagi sudah ada yang ngasih jaminan "Kalau jadi presiden makin mudah mengatasi banjir."
Yang tak kalah penting, ketika hujan ingatlah Allah SWT. Hujan diturunkan bukan tanpa maksud dan tujuan. Hujan itu berkah. Berdoalah ketika air itu mulai turun dari langit dengan deras. Allahumma shoyyiban nafi’an: Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat.
Hujan itu kehendak Allah SWT. Bukan sabotase manusia.
Wallahua'lam.
Muhammad Sholich Mubarok
@paramuda
2. Ingat Mie Rebus
Gopixpic.com |
3. Ingat Payung
flickr |
Ini yang tak terlupa: payung. Nggak melulu harus menggunakan payung sih, kamu juga bisa menggunakan jas hujan untuk menggantikannya. Namun karena yang terkenal payung, ya banyak yang memakai payung hingga diabadikan dalam kata-kata bijak, "Sedia payung sebelum hujan" tidak ada kan "Sedia jas hujan sebelum hujan" ?
4. Ingat Hujan-Hujanan Masa Kecil
Hartomo.blogdetik.com |
Mau tidak mau ingatan kita terbawa masa kecil ketika hujan-hujanan. Dengan kaos dalam atau telanjang bareng teman-teman di bawah guyuran hujan. Kita asyik menguasai jalan hingga berprinsip "pantang pulang sebelum petang". Kita tak peduli waktu itu dengan omelan ayah ibu kita, meski pada akhirnya kita menerima efeknya berupa masuk angin. Meski sebenarnya menurut para pakar kesehatan jika sering hujan-hujanan kita akan kebal.
Kalau sudah dewasa sebenarnya boleh saja hujan-hujanan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami pernah kehujanan ketika bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu beliau menyingkap bajunya hingga beliau terguyur air hujan. Maka itu kami bertanya: “Ya Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal demikian? Beliau menjawab: “Karena hujan itu baru mengenali Rabb-nya ta’ala. [HR.Ahmad, jilid 3, hal.133 dan 267, al Bukhari dalam kitab al Adab al Mufrad, no.571, Muslim, no.898, Abu Dawud, no.5100, an Nasa’I di as Sunan al Kubra, no.1849]
Imam an Nawawi rahimahullah berkata ketika menjelaskan hadits ini: “Hadits tersebut mengandung dalil bagi pendapat para sahabat kami, bahwasanya dianjurkan ketika mulai turun hujan untuk menyingkap anggota badan –yang bukan aurat- agar terkena air hujan, dan mereka berdalil dengan hadits di atas.” [Syarh Shahih Muslim, Jilid 3, Hal.464, Syarh Shahih al Adab al Mufrad, karya Syaikh Husain al ‘Awaisyah, Jilid 2, hal.214]
5. Ingat Sebuah Kenangan
Johnvik.com |
Tak hanya kepada seseorang, tapi juga beberapa orang. Ketika hujan turun, ingatan kita langsung tertuju pada sebuah kenangan bersama seseorang yang pernah mampir dalam memori hidup kita. Bisa kenangan bersama dengan ibu kita, kenangan bersama nenek kita ketika bertedu di sebuah bangunan, kenangan ayah kita yang sudah meninggal, kenangan dengan teman dakwah kampus kita yang sudah menikah atau sudah berubah haluan harakah, kenangan bersama mantan teman taaruf kita. Atau bahkan kenangan bersama dengan mbok-mbok penjual pecel sayur dekat SD kita yang baik hati dan murah senyum. Ah, hujan memang selalu memutar kenangan.
6. Ingat Genteng Bocor
carirumah.net |
Beberapa hari lalu ada dialog seperti ini.
"Hah? Om kamu nggak pernah memperbaiki genteng yang bocor?"
"Sejauh penglihatan sih belum pernah secara gue serumah."
"Wah, nggak laki dong?!"
Glek!
7. Ingat Banjir dan Jakarta
Ya, mau gimana lagi. Ingat hujan pasti ingat banjir. Dan kota yang sering langganan banjir ya Jakarta. Semacam sudah menjadi ikon bahwa Jakarta itu Kota Banjir. Tapi jangan berpikiran seperti itu terus lah ya, nanti jadi doa. Apalagi sudah ada yang ngasih jaminan "Kalau jadi presiden makin mudah mengatasi banjir."
Yang tak kalah penting, ketika hujan ingatlah Allah SWT. Hujan diturunkan bukan tanpa maksud dan tujuan. Hujan itu berkah. Berdoalah ketika air itu mulai turun dari langit dengan deras. Allahumma shoyyiban nafi’an: Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat.
Hujan itu kehendak Allah SWT. Bukan sabotase manusia.
Wallahua'lam.
Muhammad Sholich Mubarok
@paramuda