Ruhut Buka Permainan Politik Kotor Komisioner-Komisioner KPK


Informasi yang tadinya hanya disampaikan secara bisik-bisik akhirnya disampaikan secara terbuka oleh anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Ia blak-blakan menceritakan permainan politik komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“BW waktu itu yang bawa Golkar. Abraham Samad meminta kepada saya karena dia yunior saya di FKPPI. Akhirnya, saya bergerilnya, jadilah Abraham Samad Ketua KPK,” kata Ruhut dalam diskusi politik di Jakarta Pusat, Kamis 29 Januari 2015.

Terkait Samad pernah juga beredar kisah bagaimana dia menemui Anas Urbaningrum di rumah Anas di Duren Sawit, Jakarta Timur, meminta bantuan agar ia bisa menjadi komisoner KPK. Ketika itu, Anas masih menjadi anggota DPR dan Ketua DPP Partai Demokrat.

“Atas nama sesama anak muda, Samad meminta bantuan Anas. Padahal, Anas belum pernah kenal Samad sebelumnya,” tambahnya.

Kembali ke Ruhut. Ia meminta publik jangan berpikir seolah hanya lima komisioner KPK yang berjasa dalam penegakan hukum di Indonesia. Komisioner KPK juga tak terlepas dari lobi politik dan kasus hukum.

Adnan Pandu Praja contohnya. Menurut Ruhut, dalam uji kelayakan dan kepatutan, ia hanya mengetahui rekam jejaknya sebagai Kompolnas. Belakangan, dia diketahui sebagai advokat yang diduga bermasalah.

Ia pun meminta masyarakat adil memandang kedua institusi publik, baik KPK maupun Polri. “Lihat juga dong prestasi polisi dari Densus dan BNN. Banyak juga prestasi mereka,” katanya.

Ruhut juga meminta Jokowi segera melantik Budi Gunawan. [*]
Baca juga :