Presiden 1/2 Dewa



Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
 

Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan
 

Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

***

Bait-bait lagu "Manusia Setengah Dewa" yang lantang disuarakan Iwan Fals... kini tak terdengar lagi.

Pak Presiden,
Sekarang ini, pengeluaran saya untuk kebutuhan sehari-hari meningkat signifikan dan sangat pesat, dari bisa nabung sekarang jadi berhutang.

Tapi kalau saya ngomong begini, tar saya bakal dinasehati sama JKW Lover mulai dari harus hidup hemat, suruh kreatif cari income tambahan, suruh puasa Nabi Daud (sehari Puasa sehari engga), suruh pergi ke kantor naik sepeda (padahal kantor saya 40km dari rumah), mungkin juga suruh mandi seminggu sekali.

Artinya karena semua berbasis kompetensi yang kebablasan, ya WNI harus kompeten termasuk dalam bertahan memenuhi kebutuhan hidup, WNI dituntut harus kreatif mulai dari mencari alternatif income sampai kreatif mencari alternatif Konsumsi bahan pangan.

Intinya segala aspek sosial yang tidak mendatangkan keuntungan, tidak akan dijadikan prioritas pemerintah dan dinyatakan ke publik sebagai beban negara yang memberatkan anggaran.

Akhirnya jika aparat negara selalu menyatakan kebutuhan hidup warganya (Listrik, BBM, Gas, Transportasi, Sembako dll) sebagai beban..beban..beban dan beban.. Apa bedanya dengan sebuah korporasi yang menyatakan Gaji karyawan sebagai beban perusahaan?

Pak Presiden, apakah rakyat ini telah menjadi beban negara? Bukankah negara seharusnya mengurus dan memakmurkan rakyatnya?

Rangga Gunarno 
Wonokoyo, Jawa Timur
Baca juga :