![]() |
Sehari sebelum BBM dinaikkan, Bambang menyatakan inflasi tahun 2014 diperkirakan bertambah 2% karena kenaikan harga bahan bakar bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter. Namun, kata Bambang, kenaikan inflasi tersebut masih dalam taraf normal dan bisa teratasi.
"Base line inflasi untuk 2014 sekitar 5,3 persen, maka perkiraan jadi 7,3 persen," ujar Bambang, Senin 17 November 2014.
Namun setelah tahun berganti dan mengetahui tingginya nilai inflasi Indonesia sepanjang tahun 2014, Senin 5 Januari 2015, Bambang mengatakan sulit mencapai inflasi di bawah 4% karena masalah logistik dan tata niaga.
"Desember tinggi karena ada indikasi tidak mengatur tata niaga dengan baik," kata Bambang saat konferensi pers di kantornya, Senin 5 Januari 2015.
Tingginya inflasi di tahun 2014 yang mencapai 8,36. Padahal target di APBN-P 2014 nilai inflasi diperkirakan berada diangka 5,3%.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) nilai inflasi bulan Desember 2014 naik ke angka 2,46 dari 1,05 bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak langsung kenaikan harga BBM subsidi di November menyebabkan tambahan inflasi 1,7%. Kemudian untuk dampak tidak langsungnya bisa berlangsung 6 bulan hingga setahun dan akan kembali normal lagi.
"Itu dampaknya sekitar 1%-2%, dan tidak akan sekaligus tapi akan menyebar dalam setahun," kata Suryamin di kantornya, Jakarta Pusat, Senin 3 November 2014.
Tingkat inflasi di Indonesia selama 10 tahun terakhir rata-rata 7,98%. Penyebab inflasi di Indonesia, contohnya turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar (USD), naikknya harga BBM, aksi spekulasi di sektor industri keuangan dan investasi, serta dampak dan pengaruh kebijakan moneter negara besar seperti Amerika Serikat.
Selama ini, tinggi rendahnya inflasi memang bergantung pada kemampuan bank sentral dalam mengatasi tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia. [fn/fs]
Namun setelah tahun berganti dan mengetahui tingginya nilai inflasi Indonesia sepanjang tahun 2014, Senin 5 Januari 2015, Bambang mengatakan sulit mencapai inflasi di bawah 4% karena masalah logistik dan tata niaga.
"Desember tinggi karena ada indikasi tidak mengatur tata niaga dengan baik," kata Bambang saat konferensi pers di kantornya, Senin 5 Januari 2015.
Tingginya inflasi di tahun 2014 yang mencapai 8,36. Padahal target di APBN-P 2014 nilai inflasi diperkirakan berada diangka 5,3%.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) nilai inflasi bulan Desember 2014 naik ke angka 2,46 dari 1,05 bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak langsung kenaikan harga BBM subsidi di November menyebabkan tambahan inflasi 1,7%. Kemudian untuk dampak tidak langsungnya bisa berlangsung 6 bulan hingga setahun dan akan kembali normal lagi.
"Itu dampaknya sekitar 1%-2%, dan tidak akan sekaligus tapi akan menyebar dalam setahun," kata Suryamin di kantornya, Jakarta Pusat, Senin 3 November 2014.
Tingkat inflasi di Indonesia selama 10 tahun terakhir rata-rata 7,98%. Penyebab inflasi di Indonesia, contohnya turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar (USD), naikknya harga BBM, aksi spekulasi di sektor industri keuangan dan investasi, serta dampak dan pengaruh kebijakan moneter negara besar seperti Amerika Serikat.
Selama ini, tinggi rendahnya inflasi memang bergantung pada kemampuan bank sentral dalam mengatasi tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia. [fn/fs]