Teroris yang melakukan penyanderaan di Lindt Cafe adalah Man Haron Monis, seorang warga asal Iran yang memiliki beberapa catatan kriminal. Menurut mantan pengacaranya, Monis bertindak sendirian dan bukan bagian dari organisasi teroris terencana.
Monis, yang mendapatkan suaka politik di Australia, saat ini menjalani tahanan luar setelah dituduh melakukan beberapa tindak kriminal, termasuk berperan atas meninggalnya mantan istrinya.
Dia juga menghadapi tuduhan melakukan 40 lebih penganiayaan seksual dan juga dinyatakan bersalah mengirim surat kepada keluarga dari tentara Australia yang gugur dalam tugas di luar negeri.
Dalam berbagai situs, Man Haron Monis, tampil sebagai seorang ulama Syiah yang mengenakan turbah berwarna putih yang mengindikasikan bahwa ia adalah seorang ulama bukan dari kalangan Ahlul Bait.
Menurut laporan, polisi mulai melakukan kontak dengan Monis sepanjang hari Senin sebelum kemudian petugas menyerbu gedung Lindt Cafe hari Selasa dinihari pukul 02.00 .
Perdana Menteri Australia Tony Abbott menjelaskan lebih banyak latar belakang Monis dalam keterangan persnya hari Selasa pagi.
“Yang kami ketahui adalah pelaku adalah orang yang dikenal oleh pihak berwenang. Dia memiliki sejarah panjang melakukan tindak kekerasan, ketidakstabilan mental, dan memiliki paham esktrim. Kami tahu dia pernah mengirim surat kepada keluarga tentara Australia yang tewas dalam tugas di Afghanistan, dan dinyatakan bersalah atas tindakan tersebut. Kami juga tahu bahwa dia memasang gambar-gambar ekstrimis online. Dan di saat penyanderaan berlangsung kemarin, dia ingin membungkus kegiatannya dengan simbol sekte mematikan ISIL.”Demikian diberitakan fimadani.
Monis, yang juga memiliki nama alias Sheikh Haron dan nama asli Mohammad Hassan Manteghi, lahir di Iran dan tinggal di Bexley Utara, selatan Sydney.
Ada hal yang ganjil. Dalam Situs pribadinya Monis menulis sebuah kutipan, diposting awal bulan Desember ini (sebelum aksi penyanderaan) yang menyatakan: “Saya dulu Rafidi (Syiah -ed), tapi tidak lagi. Sekarang saya seorang Muslim, Alhamdu Lillah.”
Diduga status fb tersebut sebagai bentuk "Taqiyah" (bentuk ajaran Syiah untuk berpura-pura). Terlebih dengan meminta bendera Daulah Khilafah (ISIS/ISIL) membuat orang banyak bertanya-tanya mengenai apa yang ingin dilakukannya dengan bendera tersebut. Motif Haron hingga saat ini tidak diketahui dengan jelas.
BACA JUGA: Tragedi Sandera, Publik Australia Melawan Sentimen Anti-Islam dengan Hashtag #illridewithyou