Warga Kampung Pulo Kebanjiran, Ahok Malah Curhat Soal FPI

Banjir Kampung Pulo-Foto: Tempo
Pemukiman padat penduduk di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur kembali terendam banjir. Banjir yang menggenangi ribuan rumah di 7 RW dan 47 RT ini disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung setelah hujan lebat mengguyur Jakarta dan Bogor sejak Senin, 10 November 2014.

Banjir mulai menghampiri rumah warga, Selasa, 11 November  sekitar pukul 02.00 dinihari. Hingga pukul 10.00 pagi kemarin, ketinggian air sudah mencapai 1,5 meter. Namun belum ada warga yang mengungsi. Mereka memilih bertahan di loteng rumah masing-masing.

Rizky (30), warga RT 03/03 Kampung Pulo menuturkan, banjir mulai menghampiri rumah warga sekitar pukul 02.00. Saat itu, ketinggian air hanya sekitar 20 sentimeter. Namun lambat laun air dari Kali Ciliwung terus meluap. Puncaknya, sekitar pukul 05.00 tadi, ketinggian air mencapai 1,5 meter.

“Kemarin sore warga sudah diberitahu akan adanya banjir kiriman oleh pengurus RT/RW, baik melalui pengeras suara di mushola/masjid maupun dari mulut ke mulut. Jadi warga tidak kaget lagi karena sudah tahu informasinya. Banjir seperti ini juga rutin terjadi setiap musim hujan,” ujar Rizky, Selasa 11 November 2014.

Setelah mendapatkan informasi, warga langsung bersiap-siap mengemasi barang-barang berharga dan memindahkan ke loteng rumah.

Sejauh ini, tidak ada warga yang mengungsi akibat banjir tersebut. Warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Namun aktivitas mereka sedikit terganggu. Untuk keluar masuk rumah, warga terpaksa menggunakan perahu karet yang disiapkan oleh kelurahan setempat.

Wakil Camat Jatinegara, Manson Sinaga, mengatakan, banjir kali ini menggenangi 7 RW dan 47 RT. Ketinggian air saat ini mencapai 1,5 meter, terutama untuk daerah dengan radius 15 meter dari bantaran Kali Ciliwung. Ada 1.508 kepala keluarga (KK) atau 3.427 jiwa yang terkena dampak banjir.

“Sampai saat ini tidak ada warga yang mengungsi. Warga juga tetap beraktivitas seperti biasa. Namun jika warga membutuhkan tempat pengungsian, kami sudah siapkan di kantor Kelurahan Kampung Melayu dan kantor Sudin Kesehatan," ungkapnya.

Alih-alih bersimpati dan mengunjungi warga yang tertimpa bencana, Ahok malah curhat di hadapan para ulama di pembukaan Rakerda MUI hari ini, Rabu, 12 November 2014.

Seperti diketahui, Ahok yang mengaku mengenal Islam melalui kawan-kawan sekolah dan pamannya menuturkan bahwa FPI mempermalukan Islam.

"Menurut saya FPI bukan pembela Islam, itu justru memalukan Islam. Menurut saya yang pernah sekolah di sekolah Islam, agama Islam bukan seperti itu,” kata Ahok di Jakarta, 12 November 2014.

Curhat Ahok yang merasa jadi korban FPI sangat kontras dengan kenyataan bahwa warga Jakarta masih banyak yang kena musibah banjir.

Semestinya, sebagai seseorang yang ingin duduk di tampuk kekuasaan, sewajarnyalah Ahok berempati kepada warga, bukan malah curhat dan ingin membubarkan ormas yang menentang kepemimpinannya. (fs)

Baca juga :