JANGAN MAU JADI QIYADAH


Oleh Zulkifli Al-Munib

Bersama seorang ahlul 'ilmi dalam forum tarbawi membahas kondisi dakwah kontemporer, dari perbincangan tersebut diambil kesimpulan beratnya beban para qiyadah dalam menentukan arah dakwah. Tidak hanya bagaimana mengatasi rintangan eksternal tapi bagaimana menyatukan visi dan gerakan komponen internal yang terdiri dari berbagai macam kepala, latar belakang, motivasi dan tendensi.

Dalam banyak kondisi para qiyadah dituntut memberikan solusi dan jawaban secara mendesak tentang bagaimana sikap dan kebijakan dakwah menghadapi situasi tak terduga dan permasalahan kontemporer baik didalam maupun diluar pergerakan.

Qiyadah bagaimanapun adalah manusia seutuhnya, sekalipun berlatar belakang ilmu syariah dan memiliki kapabilitas dan kapasitas manajerial berorganisasi, tetap saja mereka adalah sekumpulan manusia yang punya khilaf dan salah, tendensi dan motivasi. Seringkali dalam berbagai keadaan mendesak tersebut adakalanya menjurus pada perdebatan mengenai boleh atau tidaknya jawaban yang tersaji dalam sudut pandang disiplin keilmuan dan tinjauan hukum syariah.

Adakalanya dalam kondisi seperti ini sisi kemanusiaan seorang qiyadah muncul dan mewarnai tendensi dan motivasi yang ada saat memberikan pandangan dan pendapat. Sehingga solusi yang diharapakan lebih pada tendensi dan motivasi pribadi bukan lagi berlandaskan ijtihad yang argumentatif yang dimana salah maupun benarnya suatu ijtihad tetap memperoleh pahala disisi Allah.

Jika seorang ahlul 'ilmi saja bisa jatuh pada sikap tendensius pribadi seperti itu bagaimana pula dengan sebagian kita yang masih awam dengan ilmu syariah, malas mengkaji fikih dakwah, memberikan pandangan hanya berlandaskan asumsi dan tradisi dimana hajat manusia dipertaruhkan diatasnya dan menjadikan dakwah sebagai objek percobaan trial and error.

Jangan mau jadi qiyadah kalau belum siap berlapang hati terhadap manusia..
Jangan mau jadi qiyadah jika tak ingin bersusah payah membekalkan diri..
Jangan mau jadi qiyadah jika hanya ingin dipatuhi jundi tanpa mau memahami..
Jangan mau jadi qiyadah jika malas untuk mengevaluasi diri..
Jangan mau jadi qiyadah jika tak siap menerima kritikan orang lain..

Baca juga :