Pemerintah Indonesia dan Prancis sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang maritim khususnya industri galangan kapal dengan membentuk kelompok kerja yang akan membahas secara konkrit rencana tersebut.
"Untuk maritim industrinya yang menjadi penekanan karena Prancis kuat di bidang industri galangan kapalnya. Kemudian diminta membuat working group untuk membahas kerja sama selanjutnya," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto kepada wartawan di sela mendampingi Presiden Joko Widodo mengunjungi Pelabuhan Brisbane, Australia, Ahad (16/11).
Selain memperkuat kerja sama di bidang maritim, Presiden Joko Widodo saat bertemu Presiden Prancis Francois Hollande juga membahas mengenai peluang investasi di bidang infrastruktur, energi khususnya pembangkit tenaga listrik.
"Mengenai ISIS, Indonesia menyampaikan Indonesia adalah negara Islam moderat. Sempat pula dibahas kerja sama penukaran intelijen untuk mencegah apa yang terjadi. Sementara untuk perubahan iklim (climate change baik Indonesia maupun Prancis) melanjutkan komitmennya," kata Seskab.
Sementara itu saat bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Joko Widodo juga membahas peningkatan kerja sama di bidang pertahanan setelah sebelumnya Indonesia dan Jerman bekerja sama dalam pengadaan main battle tank Leopard.
"Yang khusus kerja sama industri pertahanan karena kita telah membeli Leopard sehingga diharapkan bisa dilanjutkan. Secara luas di industri pertahanan itu terutama apa yang bisa dilakukan untuk maritim," kata Andi.
Sementara mengenai kebijakan luar negeri dan perkembangan global, dibicarakan mengenai ISIS dan juga perubahan iklim.
"Pembicaraan masih umum tentang yang sudah dikerjasamakan, pembelian Leopard diharapkan dilanjutkan ke kerja sama transfer energi," papar Andi.
Pada Ahad siang Presiden Joko Widodo beserta rombongan meninjau Pelabuhan Brisbane, kemudian menuju Bandara Internasional Brisbane untuk selanjutnya Ahad sore bertolak kembali ke Tanah Air setelah sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok, Myanmar dan terakhir ke Australia selama sepekan ini. [republika/fs]
"Untuk maritim industrinya yang menjadi penekanan karena Prancis kuat di bidang industri galangan kapalnya. Kemudian diminta membuat working group untuk membahas kerja sama selanjutnya," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto kepada wartawan di sela mendampingi Presiden Joko Widodo mengunjungi Pelabuhan Brisbane, Australia, Ahad (16/11).
Selain memperkuat kerja sama di bidang maritim, Presiden Joko Widodo saat bertemu Presiden Prancis Francois Hollande juga membahas mengenai peluang investasi di bidang infrastruktur, energi khususnya pembangkit tenaga listrik.
"Mengenai ISIS, Indonesia menyampaikan Indonesia adalah negara Islam moderat. Sempat pula dibahas kerja sama penukaran intelijen untuk mencegah apa yang terjadi. Sementara untuk perubahan iklim (climate change baik Indonesia maupun Prancis) melanjutkan komitmennya," kata Seskab.
Sementara itu saat bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Joko Widodo juga membahas peningkatan kerja sama di bidang pertahanan setelah sebelumnya Indonesia dan Jerman bekerja sama dalam pengadaan main battle tank Leopard.
"Yang khusus kerja sama industri pertahanan karena kita telah membeli Leopard sehingga diharapkan bisa dilanjutkan. Secara luas di industri pertahanan itu terutama apa yang bisa dilakukan untuk maritim," kata Andi.
Sementara mengenai kebijakan luar negeri dan perkembangan global, dibicarakan mengenai ISIS dan juga perubahan iklim.
"Pembicaraan masih umum tentang yang sudah dikerjasamakan, pembelian Leopard diharapkan dilanjutkan ke kerja sama transfer energi," papar Andi.
Pada Ahad siang Presiden Joko Widodo beserta rombongan meninjau Pelabuhan Brisbane, kemudian menuju Bandara Internasional Brisbane untuk selanjutnya Ahad sore bertolak kembali ke Tanah Air setelah sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok, Myanmar dan terakhir ke Australia selama sepekan ini. [republika/fs]