Gerindra : Bacot Ahok Justru Memicu Konflik Horizontal

Ancaman yang kerap dilontarkan Plt Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membubarkan ormas Front Pembela Islam (FPI) menuai kecaman dari politisi Gerindra Arief Poyuono.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra DKI Jakarta itu menilai Ahok harusnya menyikapi sikap FPI yang ingin melengserkannya, dengan bijak dan legowo. Dan bukan malah mengeluarkan pernyataan yang terkesan menantang.

"Jangan sok jago berkoar-koar mau bubarin FPI. Itu engga bijak sebagai seorang pemimpin," kata Arief di Jakarta, Selasa, 11 November 2014.

Alasan FPI untuk menolak Ahok sebagai Gubenur, pun menurutnya, jangan disalahartikan karena menolak Jakarta dipimpin  orang non muslim.

"Justru pernyataan Ahok sendiri yang 'phobia' akibat kuatnya penolakan masyarakat terhadap dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta," ujar Arief.

Arief menilai Ahok justru seperti menarik persoalan penolakan atas pelantikan dirinya sebagai Gubernur DKI definitif ke arah konflik horisontal. Yakni dengan mengaitkan ketidaksukaan FPI ke arah isu SARA.

Karena itu, dia menyarankan Ahok agar tenang dan percaya saja pada sistem demokrasi yang berlandaskan UUD 45 dan Pancasila.

"Sebab jika Ahok banyak bacot justru ditakutkan akan timbul konflik horisontal atau SARA yang membahayakan persatuan Indonesia dan kelompok minoritas di Jakarta," ujarnya.

Arief juga menyarankan agar PDI P dan Gerindra mau duduk bareng membahas pengganti Ahok. Karena menurutnya dukungan nyata dari masyarakat Jakarta atas pelantikan Ahok juga tidak ada. Sehingga dia mengartikan masyarakat Jakarta sama dengan ormas yang menolak Ahok.

"Kalau sudah begini sebaiknya PDI P dan Gerindra duduk bareng untuk menentukan pengganti Jokowi. Ingatlah Ahok itu cuma nebeng popularitas Jokowi untuk jadi Wagub DKI. Sebab waktu pilgub DKI Jakarta Jokowi dipasangkan dengan sandal jepit saja pasti menang kok.", ujar Arief. (fs)

http://presentasi.videomotivasi.com/

Baca juga :