Dalam berbagai forum terbuka baik di depan para professor serta guru besar di Universitas-universitas dalam negeri mau pun luar negeri atau sekedar blogger seperti saya, Prabowo Subianto sering mengulang-ulang 4 tantangan besar yang akan dihadapi pemimpin bangsa Indonesia. Siapapun itu!
4 Tantangan yang di-resume-kan beliau adalah sebagai berikut:
1. Tantangan “Menipisnya Sumber Daya Energi”
Dengan konsumsi 500 juta barrel/tahun, dengan cadangan minyak 4,3 Milyar barrel. Ini berarti dalam waktu 12 tahun kedepan, jika tidak ada penemuan baru–cadangan minyak kita habis. Indonesia akan menjadi negara pengimpor penuh kebutuhan energinya.
2. Tantangan “Ledakan Populasi Indonesia”
Dengan jumlah penduduk sekarang mencapai 250 juta, maka dalam 20 tahun kedepan, Indonesia akan memiliki 100 juta penduduk baru. Jumlah mulut baru yang harus diberi makan, pendidikan, kesehatan, rumah sakit dan pekerjaan.
Sedangkan jika memakai konsep ekonomi sekarang (2013) , supply makanan tidak akan mencukupi. Bahkan harus impor.
3. Tantangan “Pemerintah yang Lemah, Tidak Efisien dan Korup”
Tantangan ini memang sulit dihitung, tetapi sangat nyata dan faktual. Sebuah pemerintahan yang lemah, tidak efisien dan korup. Mirip lingkarang setan.
Belum sistem otomom tingkat kota/kabupaten yang untuk Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa, terdapat 497 badan pemerintah otonom. Bandingkan China dan India dengan penduduk lebih dari 1 milyar, hanya memiliki 33 pemerintah daerah otonom.
Dan cara termudah mengecek kualitas pemerintahan setingkat kabupaten adalah melihat kondisi jalannya. Jika kondisi jalan nya buruk. Silahkan diselidiki untuk tindak pidana korupsi
4. Tantangan “Ketidak seimbangan Struktur Perekonomian”
Ketidak-seimbangan struktur perekonomian yang merupakan penghausan dari kata “ketidak adilan ekonomi”.
Jika kita bedah sirkulasi uang di Indonesia, ternyata 60% berada di Jakarta. 30% pada kota besar lainnya dan baru 10% sisanya untuk pedesaan. Padahal, 60% penduduk Indonesia berada di pedesaan. Lebih menyesakkannya lagi, anggaran pemerintah untuk pedesaan hanya 3% dari APBN. Tidak adil!
Nah untuk 4 tantangan itu Prbowo sudah menyiapkan strategi dorongan besar untuk menghadpi ini. Sebuah strategi yang memanfaatkan keuntungan kompetitif Indonesia untuk menyelesaikan masalah besar secara bersamaan atau pararel.
Contohnya geografi dan tentu saja ini berarti—berbasis PERTANIAN...!
Untuk “strategi dorongan besar”, saudara-saudara bisa membaca tulisan lama saya sbb: http://politik.kompasiana.com/2014/01/03/strategi-dorongan-besar-cara-prabowo-menantang-barat-dan-amerika-621833.html
Nah, menariknya -pada tanggal (4/11/2014) di sebuah media massa nasional, Jokowi menyatakan “pusing” atas problem subsidi BBM ini. Problem yang merupakan 1 dari 4 tantangan yang sudah disampaikan Prabowo bertahun-tahun yang lalu.
Jadi saya berharap, Jokowi jangan tergesa-gesa pusingnya karena masih ada 3 tantangan besar lagi yang harus diselesaikan. Bila perlu, segera siapkan tukang urut atau pijet refleksi untuk rileksasi.
Jikalau sekelas “presiden”saja pusing—bagaimana kami yang hanya rakyat jelata seperti ini?
Salam MERDEKA!
(Hazmi Srondol)