Ahok si Kutu Loncat Sekarang Ngaku "Marhaenis"



"Ahok: Saya Marheinis, Orangnya Megawati" (Liputan6.com)

Kenyataannya Anda ini adalah kutu loncat sejati Bung. Hanya memanfaatkan mana pihak yang bisa menguntungkan Anda.

Pertama kali terjun ke dunia politik pada 2004, Anda bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) yang didirikan Alm. Sjahrir sebagai Ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Anda ikut menjadi calon anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2019.

Amanah belum kelar.. Setahun kemudian Anda meramaikan bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur. Anehnya, Anda yang berpasangan dengan Khairul Effendi justru diusung oleh Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010 bukan dari PPIB lagi. Sampai akhirnya Anda berhasil.

Belum kelar masa jabatan sebagai bupati, Anda mengajukan pengunduran diri pada 11 Desember 2006 untuk mengejar kekuasaan lebih tinggi, yakni maju dalam Pilgub Bangka Belitung 2007 dan jabatan bupati dipegang oleh wakil Anda. Tapi sayang Anda gagal bung walau didukung oleh Gus Dur, bahkan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pun ikut terjun langsung menjadi juru kampanyenya tapi tetap Anda kalah dari Eko Maulana Ali.

Melihat PPIB tak lagi lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) Anda pun loncat ke Golkar pada 2008. Pada tahun 2009, Anda kembali meniti karir di legislatif dan masuk caleg DPR RI. Anda pun terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Lagi-lagi secara mengejutkan pada tahun 2012, Anda mengundurkan diri sebagai anggota DPR sekaligus kader partai berlambang pohon beringin itu.

Dan di balik pengunduran diri Anda, ternyata Anda diam-diam melompat ke Partai Gerindra demi maju sebagai calon wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi). Meski hanya didukung dua partai, yaitu PDIP dan Gerindra, pasangan Jokowi-Ahok akhirnya mengalahkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli pada putaran kedua Pilgub DKI itu.

Dan saat posisi Anda semakin tinggi menggantikan Jokowi. Anda tinggalkan Gerindra. Alibinya karena Anda tidak sepaham lagi dengan sikap partai yang mengantarkan Anda sampai ke kursi DKI 1 sekarang. Dan sekarang Anda mendekati Mega untuk mencari eksistensi agar diaku sebagai orangnya Mega. Padahal saat keluar dari Gerindra Anda bilang mau fokus kerja mengurus Jakarta dan malas pindah ke parpol lain...

Sungguh Anda ini adalah Oportunis (baca: Kutu Loncat) Sejati Bung!

(Fachim Harharah)

http://presentasi.videomotivasi.com/

Baca juga :