Wakapolda MetroJaya, Brigjen Pol Sujarno meminta seluruh personel reserse Polda Metro Jaya berani bertindak tegas terhadap pelaku kriminal. Jika memang langkah tembak di tempat diperlukan, maka hal itu harus dilakukan oleh personel reserse.
"Setiap mau rilis curas, saya lihat dulu tersangkanya, kok kakinya mulus-mulus saja (tidak ada bekas luka tembak karena dilumpuhkan polisi). Jadi, jajaran serse ya, tidak ada orang yang tidak senang, kalau kita beri tindakan tegas," kata Sujarno dalam pidatonya di hadapan 1.435 personel reserse dalam acara 'Revitalisasi Kring Serse' Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Selasa, 14 Oktober 2014.
"Setiap mau rilis curas, saya lihat dulu tersangkanya, kok kakinya mulus-mulus saja (tidak ada bekas luka tembak karena dilumpuhkan polisi). Jadi, jajaran serse ya, tidak ada orang yang tidak senang, kalau kita beri tindakan tegas," kata Sujarno dalam pidatonya di hadapan 1.435 personel reserse dalam acara 'Revitalisasi Kring Serse' Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Selasa, 14 Oktober 2014.
Sujarno mengaku pernah menantang Kapolsek Penjaringan dengan memberi sejumlah peluru. Dia meminta agar peluru tersebut digunakan untuk menangkap pelaku kejahatan.
"Saya bilang, saya nggak mau tahu, minggu ini ada yang mati. Besoknya, ada yang mati. Pelaku (kejahatan)," katanya.
Selain itu, Sujarno meminta seluruh personel tak terpengaruh dengan isu pelanggaran HAM jika melakukan tindakan tegas. Dia meminta seluruh personel serse tidak takut melakukan tindakan tegas.
"Anda nggak usah takut HAM, Propam, inspektorat. Itu yang harus Anda lakukan. Kita pertanggungjawabkan kok," tuturnya.
"Jadi, tidak boleh ada catatan personel karena nembak pelaku. Anda bawa senjata. Buat apa senjata itu? Buat nembak, bukan buat ngelempar," tambah Sujarno.
Namun demikian, Sujarno mengingatkan agar anggota serse tidak sombong dan arogan. Senjata api yang dimiliki anggota serse harus dimanfaatkan dengan bijaksana. (fs)
"Saya bilang, saya nggak mau tahu, minggu ini ada yang mati. Besoknya, ada yang mati. Pelaku (kejahatan)," katanya.
Selain itu, Sujarno meminta seluruh personel tak terpengaruh dengan isu pelanggaran HAM jika melakukan tindakan tegas. Dia meminta seluruh personel serse tidak takut melakukan tindakan tegas.
"Anda nggak usah takut HAM, Propam, inspektorat. Itu yang harus Anda lakukan. Kita pertanggungjawabkan kok," tuturnya.
"Jadi, tidak boleh ada catatan personel karena nembak pelaku. Anda bawa senjata. Buat apa senjata itu? Buat nembak, bukan buat ngelempar," tambah Sujarno.
Namun demikian, Sujarno mengingatkan agar anggota serse tidak sombong dan arogan. Senjata api yang dimiliki anggota serse harus dimanfaatkan dengan bijaksana. (fs)