Turki masih menjadi momok bagi Eropa. Kekuatan Turki saat ini membuat barat trauma dengan kekhalifahan Turki yang memimpin peradaban dunia di abad pertengahan. Sampai akhirnya Turki menjadi pesakitan dan digelar sebagai ayam sakit oleh barat di akhir abad ke 20.
Hanya sekali sentakTurki akan roboh, maka melalui skenario konspirasi pelibatan Turki dalam Perang Dunia I. Turki luluh lantak dilumat Inggris dan Rusia di tahun 1918. Musthafa Kemal ditokohkan, Sultan Abdul Hamid II disingkirkan, kekhalifahan pun diruntuhkan 6 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia I tepatnya pada tahun 1924.
Kini skenario yang sama sedang digadang-gadang oleh Barat. Melalui ISIS, Turki hendak diadu oleh barat dengan banyak pihak yang akan menghancurkan Turki dari dalam (ISIS-Kurdi) serta dari luar (Suriah-Iran-Rusia). Sementara AS-Eropa akan tertawa menyaksikan pion-pion mereka bertempur seperti saat AS membenturkan Irak dan Iran dalam Perang Teluk.
Erdogan sangat tahu dengan situasi kondisi yang ada, oleh karena itu Erdogan tidak akan gegabah. Tapi sampai kapan Turki bisa bertahan dengan provokasi-provokasi yang dilakukan kaki tangan AS ? Penghancuran makam Sulaiman Syah, kakek dari Utsman I, pendiri Kesultanan Utsmaniyah yang berada di Suriah sudah menjadi daftar list dari AS sebagai salah satu poin Divide et Impera.
Trilogi Kobane antara ISIS melawan Kurdistan dengan Turki selalu penonton telah menimbulkan kericuhan dan kemarahan warga Kurdi di kota-kota Turki sehingga timbul korban jiwa. Kurdi dan ISIS hanya kekuatan kecil namun timbulnya konflik dapat menciptakan relawan-relawan bom bunuh diri di dalam negeri Turki sendiri.
Sementara Suriah yang sedari awal hendak dibenturkan barat dengan Turki pun masih wait and see mengingat besarnya implikasi yang terjadi antara kedua negara. Sebab Turki dan Suriah sama-sama negara terdapan jika terjadi konflik besar antara Sekutu-NATO dengan Iran-Russia yang berada di halaman belakang dari medan pertempuran.
Kemahiran Erdogan dalam strategi politik kembali diuji untuk menjaga visi kemaslahatan umat ke depan. Erdogan kini menjadi kunci dari panas dingin konflik Suriah. Semoga rahmat Allah mengiringi Erdogan dan kita semua dalam mengadapi konspirasi barat terhadap umat Islam.
(Nugra S.)