Setelah menjadi istri, engkau harus rela mengorbankan banyak hal dalam dirimu. Engkau tidak lagi merdeka. Ada suami dan anak-anak bersamamu.
Bisa jadi engkau harus melupakan cita-cita yang sudah sangat lama engkau tanam dalam dirimu. Bisa jadi engkau harus mengubur berbagai keinginan yang pernah engkau impikan di masa lajangmu. Demi keutuhan dan keharmonisan keluargamu.
Bahkan bisa jadi engkau harus melupakan warna dan model baju kesukaanmu, melupakan cita rasa makanan kegemaranmu, melupakan beberapa hobimu, karena menyesuaikan dengan harapan suamimu. Demi keutuhan dan keharmonisan keluargamu.
Setelah menjadi istri, engkau menjadi seseorang yang baru. Sangat berbeda dengan masa lajangmu. Kebebasan tidak lagi menjadi milikmu. Karena engkau lebih mementingkan keutuhan dan keharmonisan keluarga dibanding mengikuti kemauanmu.
Namun disitulah tumbuh kebahagiaan yang baru. Kebahagiaan karena menjadi istri dan ibu. Kebahagiaan karena berada di sisi suamimu. Kebahagiaan menyaksikan anak-anak yang lucu-lucu.
Engkau akan terhibur selalu. Menggantikan semua jerih payah dan pengurbanan muliamu.
(Cahyadi Takariawan)
Setelah menjadi istri, engkau menjadi seseorang yang baru. Sangat berbeda dengan masa lajangmu. Kebebasan tidak lagi menjadi milikmu. Karena engkau lebih mementingkan keutuhan dan keharmonisan keluarga dibanding mengikuti kemauanmu.
Namun disitulah tumbuh kebahagiaan yang baru. Kebahagiaan karena menjadi istri dan ibu. Kebahagiaan karena berada di sisi suamimu. Kebahagiaan menyaksikan anak-anak yang lucu-lucu.
Engkau akan terhibur selalu. Menggantikan semua jerih payah dan pengurbanan muliamu.
(Cahyadi Takariawan)