PDI P Pasti Kalah Lagi

"Makin kencang kalian memaki, makin banyak hilang teman.. makin jauh kenyataan, makin hancur harapan.."

Sepenggal kicau bijak ini muncul dari seorang aktivis muda asal Palembang, RM Zulkipli.

Kiranya Zul tak berlebihan. Kemarahan PDI P yang muncul ke publik, memang sarat dengan makian dan kebencian.

Belum hilang dari ingatan saat kubu PDI P kalah dari KMP dalam paripurna UU Pilkada, serta merta muncul tudingan menyalahkan Presiden SBY. Berbagai tagar dan cacimaki tertuju kepada SBY.

Apa balasan dari SBY? SBY mengeluarkan Perppu yang pada hakikatnya mendukung pelaksanaan pemilu langsung. Tak hanya itu, meski sudah dicacimaki oleh kubu PDI P dan pengikut-pengikutnya, SBY melalui Hatta Rajasa memastikan bahwa KMP mendukung Perppu SBY tersebut.

Semestinya PDI P malu. Namun alih-alih malu, PDI P malah bersiap mengerahkan rakyat untuk melawan kebijakan parlemen yang merugikan PDI P. Sungguh tak tahu malu!

Dalam paripurna pemilihan pemimpin DPR, 3 orang aleg PDI P yang baru dilantik di hari yang sama, 1 Oktober 2014, sudah membuat ulah. Mereka berteriak di ruang sidang dan membuat gaduh. Mereka merangsek naik ke kursi pemimpin sidang, meminta agar pemimpin sidang mendengarkan pendapat mereka, dengan alasan microphone mereka mati.

Usai kalah lagi dari KMP di pemilihan pemimpin DPR, Megawati Soekarnoputri mengatakan tak akan menyalahkan bila suatu saat terjadi "people power", demo rakyat. Semestinya, sebagai seorang negarawan, Mega mampu mengendalikan luapan emosi dari kader dan simpatisan PDI P.

Sikap-sikap PDI P ini dicatat oleh seorang pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang.
"PDI P pasti akan kalah lagi jika terus ngotot dan tak mengedepankan etika berpolitik yang baik," ujar Ahmad Atang.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang mengatakan, drama politik di parlemen akan terus memanas dan berlanjut pada hari-hari ke depan. Karena pertarungan lanjutan masih menghadang, maka dibutuhkan sikap negarawan para politisi.

"PDI Perjuangan tidak harus ngotot yang justru berakibat blunder bagi sikap politiknya. PDI Perjuangan harus lebih tenang," demikian ujar Atang.

Atang menambahkan, sejarah mencatat, selama 10 tahun Demokrat berkuasa, PDI Perjuangan menjadi kerikil yang tidak sejalan dengan pemerintah, maka tak heran bila kini Demokrat merasa tak nyaman dengan kepemimpinan PDI P" katanya.

"PDI Perjuangan harus waspada penuh agar tidak terjebak dalam kegagalan politik yang terus berlanjut, yang pada akhirnya akan mempermalukan PDI P sendiri," kata Ahmad Atang.

Politisi Indra J. Piliang juga menegaskan, sebaiknya PDI P tak usah banyak mengancam dengan demo-demo. Indra mengingatkan, partai lain pun punya massa yang cukup besar. Maka sebaiknya PDI P betul-betul harus berhati-hati melangkah.



"Jangan kelamaan dong nyelesaiin masalah dengan demo. Sedikit-dikit, demo. Demo kok sedikit-sedikit. Kaya yang lain gak punya massa aja. Mikir!", demikian kicau Indra J. Piliang. (fs)

http://www.lesprivatkasiva.com/

Baca juga :