Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hingga saat ini masih saja bertikai antar kubu Suryadharma Ali dengan kubu Emron Pangkapi. Bahkan, kedua kubu ini akan menggelar muktamar di tanggal yang berbeda.
Pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, dengan adanya dua muktamar di hari yang berbeda dan diselenggarakan oleh dua kubu yang berbeda pula, menunjukkan bahwa ishlah antar kubu yang bertikai belum tercapai.
"Kedepan, kalau kondisi ini berlanjut tak tertutup kemungkinan nasib PPP makin tak jelas, dengan adanya dua kepengurusan yang berbeda di PPP," kata Zuhro, Senin 13 Oktober 2014.
Pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, dengan adanya dua muktamar di hari yang berbeda dan diselenggarakan oleh dua kubu yang berbeda pula, menunjukkan bahwa ishlah antar kubu yang bertikai belum tercapai.
"Kedepan, kalau kondisi ini berlanjut tak tertutup kemungkinan nasib PPP makin tak jelas, dengan adanya dua kepengurusan yang berbeda di PPP," kata Zuhro, Senin 13 Oktober 2014.
Menurut dia, bagaimana partai berlambang Ka'bah itu menjadi partai yang beramar ma'ruf nahi munkar kalau di internalnya sendiri saja tidak mampu mencerminkan dan menunjukkan hal tersebut. Sehingga, dampaknya tentu berkoalisi dengan kubu manapun PPP tidak akan bisa hadir utuh karena secara institusional terbelah.
"Ini pula tampaknya yang menimbulkan kesulitan KMP ketika wakil PPP tak bisa disepakati oleh kedua kubu (SDA dan Emron)," ujarnya.
Ia menambahkan, tak tertutup kemungkinan setelah kubu Emron selesai menggelar muktamar, akan diumumkan bahwa PPP kubunya merapat ke koalisi Indonesia hebat (KIH). Sedangkan, kubu SDA akan tetap berada di koalisi merah putih (KMP).
"Artinya, masing-masing kubu menentukan koalisi yang dipilihnya sesuai dengan preferensi politiknya masing-masing," jelas dia.
Seperti diketahui, ada dua versi Muktamar PPP, yaitu muktamar kubu Romahurmuziy pada 15 Oktober dan muktamar yang digelar kubu SDA pada 23 Oktober mendatang. (in/fs)
"Ini pula tampaknya yang menimbulkan kesulitan KMP ketika wakil PPP tak bisa disepakati oleh kedua kubu (SDA dan Emron)," ujarnya.
Ia menambahkan, tak tertutup kemungkinan setelah kubu Emron selesai menggelar muktamar, akan diumumkan bahwa PPP kubunya merapat ke koalisi Indonesia hebat (KIH). Sedangkan, kubu SDA akan tetap berada di koalisi merah putih (KMP).
"Artinya, masing-masing kubu menentukan koalisi yang dipilihnya sesuai dengan preferensi politiknya masing-masing," jelas dia.
Seperti diketahui, ada dua versi Muktamar PPP, yaitu muktamar kubu Romahurmuziy pada 15 Oktober dan muktamar yang digelar kubu SDA pada 23 Oktober mendatang. (in/fs)