"Kita bisa lari dari takdir Allah yang satu menuju takdir Allah yang lain, dengan takdir Allah pula," demikian perkataan Umar bin Khathab yang kita kenang hingga sekarang.
Kita tak mengetahui secuil pun perkara takdir sebelum ia terjadi, maka indahlah perintah kepada kita untuk tidak berputus asa, selalu berbaik sangka, terus berupaya, berikhtiar, berdoa, dan bertawakal pada Allah dengan langkah terbaik.
Pada mereka yang menghadapi hari ini dengan keresahan, marilah kita menyadari bahwa rencana Allah bagi kita senantiasa baik adanya; selagi kita pastikan diri ini tetap berada dalam ketaatan kepada-Nya. Kita mungkin resah karena tidak memiliki apa-apa, tapi kita yakin dan berprasangka baik, Allah akan menolong hamba-Nya.
Kita mungkin risau sebab daya nalar terasa dangkal, tapi kita yakin dan berprasangka, Allah Yang Mahatahu akan melimpahkan pemahaman yang baik pada kita. Kita mungkin merasa panik atas jodoh yang belum juga tertemukan, tapi kita yakin dan berprasangkan baik pada Allah, atas setiap hal yang Allah telah jaminkan tak pernah sekalipun ia terabaikan.
Kita mungkin gelisah atas melesetnya target waktu dari sebuah rencana yang telah ditetapkan, tapi kita tepis semua dengan keyakinan dan prasangka baik pada Allah, setiap hal telah Allah tetapkan waktunya, dan jelas ia pasti yang terbaik. Orang lain bisa memperolok dan menyangsikan, tapi yakinlah bahwa rencana Allah jauh lebih kita yakini baiknya daripada semua cemoohan yang ditelunjukkan ke kita. Sejenak kita renungkan kisah Musa as. "Maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan, hai Musa." (Qs. Thaaha: 40).
(Dwi Budiyanto)
Kita mungkin gelisah atas melesetnya target waktu dari sebuah rencana yang telah ditetapkan, tapi kita tepis semua dengan keyakinan dan prasangka baik pada Allah, setiap hal telah Allah tetapkan waktunya, dan jelas ia pasti yang terbaik. Orang lain bisa memperolok dan menyangsikan, tapi yakinlah bahwa rencana Allah jauh lebih kita yakini baiknya daripada semua cemoohan yang ditelunjukkan ke kita. Sejenak kita renungkan kisah Musa as. "Maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan, hai Musa." (Qs. Thaaha: 40).
(Dwi Budiyanto)