Jangan Pisahkan Jokowi Dari PDI P!



Kisruh dan manuver Kubu PDI P di parlemen, membuat beberapa kader dan simpatisan yang menamakan diri ProJo (pro Jokowi) ingin memisahkan sosok Jokowi dari partai yang membesarkannya, PDI P.

Di sisi lain, banyak pula fungsionaris dan kader senior PDI P yang memandang keberadaan orang-orang di sekitar Jokowi sebagai ancaman bagi karir mantan walikota Solo itu.

Contoh sederhana, ketika kasus UU Pilkada disahkan oleh DPR. Jokowi yang langsung pasang badan membela PDI P, kena batunya.

Jokowi yang memprovokasi rakyat untuk melawan Koalisi Merah Putih, ditegur keras oleh Ulil Abhsar A, politisi Partai Demokrat yang selama ini justru banyak mendukung kebijakan Jokowi ketika menjadi Gubernur Jakarta.

Ulil menilai, Jokowi lupa bahwa dalam visi misi yang dipaparkannya ketika kampanye capres, menilai pilkada langsung tidak efisien, untuk itu, Jokowi ingin mengembalikannya kepada DPRD.

Apalagi, tambah Jokowi kali itu, Pilkada tak langsung adalah amanat dari Presiden Soekarno, tokoh panutan seluruh kader PDI P.

Teguran Ulil ini direspon keras oleh seorang simpatisan Jokowi, Ezki S. Ezki menegaskan bahwa Jokowi bukanlah PDI P.

"Jokowi ya Jokowi, bukan PDI P. Jangan samakan Jokowi dengan PDI P," tegas Ezki yang berprofesi sebagai jurnalis ini.
Kegagalan Koalisi Indonesia Hebat memperoleh kursi pemimpin DPR juga dikritik habis-habisan oleh kelompok projo. Mereka menuding Megawati lah yang terlalu arogan, akibatnya, kursi kepemimpinan di DPR harus diberikan kepada Koalisi Merah Putih.

"Megawati semestinya jangan arogan dong.. komunikasi yang baik. Kasihan Jokowi yang harus menenangkan rakyat", ujar Kartika, seorang aktivis yang membela Jokowi.

Upaya pemisahan Jokowi dari PDI P semakin kuat ketika ada 3 kader PDI P yang melecehkan pimpinan sidang Paripurna, Otje Popong, dan kader lain bersikap liar ketika sidang paripurna  pemilihan pemimpin DPR berlangsung.

"Kalian bisa bandingkan kan? Jokowi itu halus, santun, beda dengan kader PDI P yang lain", ujar Tara, seorang pengagum Jokowi.

Sementara Desy Silalahi, seorang kader PDI P Sumatera Utara mengemukakan, "Jokowi harus hati-hati dalam melangkah. Ingat, Jokowi kader PDI P dan petugas partai yang diberi amanah oleh Ketua Umum kami untuk menjadi Presiden".

Hati-hati yang dimaksud Desy adalah, hati-hati dalam merekrut tim kerja dan kabinet. Jangan sampai disusupi oleh orang-orang yang nantinya akan mencelakai Jokowi sendiri.

"Janganlah dekat-dekat orang yang sekarang nampak manis, tapi lain waktu nagih sesuatu ke Jokowi. Ya, intinya, dia (Jokowi) mesti sadar, tak ada yang gratis di dunia ini. Jadi dia mesti hati-hati", tutup Desy.

Senada dengan Desy, Wawan R, seorang kader PDI P Jawa Barat menegaskan, Jokowi jangan dipisahkan dari PDI P bila ingin negeri ini selamat.

"Jangan pisahkan Jokowi dari PDI P. Bahaya itu! Jokowi itu sama seperti kami, mengemban amanah. Saat ini, kebetulan dia mengemban amanah sebagai Presiden. Kalau mau negeri ini selamat, Jokowi harus berjuang bersama PDI P", tegas Wawan. (fs)








Baca juga :