Baru seminggu dilantik menjadi Presiden Turki. Erdogan langsung dihadapkan pada kisruh Timur Tengah. Anehnya, di setiap kisruh, yang diuntungkan selalu saja Israel. Bukankah Israel kembali tak tersentuh hukum internasional? Plus, Erdogan geram mengapa Presiden Syiria Assad dan Presiden kudeta As-Sisi, tetap bisa berkuasa. Padahal Assad telah membunuh 250.000 warga Syiria. As-Sisi telah memenjarakan 40.000 lawan politik antikudeta dan membunuh lebih dari 7.000 orang.
Oleh karena itu, saat AS yang langsung mengirimkan rombongan diplomatik pertahanan tingkat tinggi ke Turki. Erdogan tetap bergeming. Erdogan malah balik bertanya, "Mengapa waktu Turki meminta sejak 2 tahun lalu untuk melucuti Assad, kalian diam. Namun kini, kalian ribut memaksa dan menjebak kami untuk menggempur ISIS yang bahayanya tidak sebahaya Assad?"
Erdogan menegaskan. Hanya Turki yang kini menggelontorkan 4.5 Milyar Dollar untuk kebutuhan SATU hari 1.5 juta pengungsi Syiria. Sedangkan negara-negara Eropa hanya mampu menampung 130.000 pengungsi Syiria saja. Lalu Erdogan bertanya, kepada siapa saja yang kini menyuruh-nyuruh kami untuk turut dalam konflik Syiria. Kemarin-kemarin kemana saja? Kemana kalian saat Assad membantai lebih dari 300.000 jiwa? Kemana? Erdogan menyindir partai oposisi dan juga gerakan berhaluan Islam di luar Turki yang selalu menyindir Erdogan sebagai antek AS dan budak Zionis.
Saat peresmian pelbagai proyek di wilayah Trabzon, utara Turki, Erdogan menyatakan, "Turki tulus ikhlas membantu seluruh rakyat Irak dan Syiria. Turki tidak membeda-bedakan apakah mereka orang Arab, Turkmenistan, Kurdi, Siryani, Yazidi, Syiah, Sunni, Nushairi, Muslim, Kristen, atau Yahudi sekalipun."
Saya bersyukur, Turki tidak masuk dalam perangkap AS-Salibis-Zionis, seperti raja-raja, para emir, dan presiden Arab yang menjadi keledai-keledai AS-Salibis-Zionis. Rela membunuhi rakyat Sunni atas dalih menghancurkan ISIS. Negara yang didirikan kelompok. Tapi diam seribu bahasa atas kekejaman Assad dan As-Sisi.
(Nandang Burhanudin)