Dalam Pelukan Kecintaan Allah



Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallalalhu Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda,

“Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah dari dua tetesan dan bekal amal. Adapun dua tetesan adalah tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah orang yang tertumpah di jalan Allah. Adapun dua bekas amalan adalah: bekas berjuang di jalan Allah dan bekas amalan Fardhu yang diperintahkan oleh Allah.” (HR Tirmidzi, shahih oleh Imam As-Suyuthi)
Rahasia dibalik itu semua adalah karena menangis takut kepada Allah merupakan bukti yang kuat bahwa ketakutan pada Allah yang tertanam dalam hatinya dapat mengusir ketakutan kepada selain-Nya. Keyakinan itu bersemayam diatas singgasana hati. Tidak ada yang menyamai dan menyekutui-Nya. Tidak ada takut dan gentar, tidak ada harapan, tidak bertawakal, tidak bergantung, kecuali hanya pada Allah, yang gunung-gunungpun akan tunduk kepada-Nya ketika firman-Nya diturunkan kepadanya. Hati bergetar ketika dibacakan ayat-ayat-Nya. Ketakutan yang ada dalam hatinya menjalar ke matanya, lalu diterjemahkan oleh air mata yang mengalir, lebih jujur dari apa yang digambarkan dalam sebuah syair yang berbunyi:

“Yang mengalir dari mata bukanlah tetesan air mata semata,
Namun ruhku melebur hingga meneteskan air mata.”

Tokoh zuhud, Yahya bin Muadz, mendalami arti tersebut dengan kata-katanya yang sangat indah. Dia berkata, “Barangsiapa yang ingin dekat dengan orang yang dicintai, maka hendaknya banyak menangis untuk orang yang dicintainya.”

Karena Allah mencintai mereka, maka Diapun menjadikan seluruh makhluk mencintainya, baik manusia maupun jin, baik makhluk hidup maupun benda mati. Bunga merindukan kegembiraan mereka…alam terhibur oleh nyanyian mereka…dan bumipun merindukan tetesan air mata mereka…

Dalam Syair dikatakan:

“Orang yang menangis ditengah malam,
Memohon kepada sang Rahman
Dan mereka menjaga malam
Tanpa ada rasa bosan
Noda bumi karena kerinduan mereka,
Terdengar merintih disaat mereka bersujud diatasnya.”




Baca juga :