Bukan SBY Kalau Tidak Punya Cadangan Amunisi

Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) adalah skenario yang sengaja dibuat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden.

Hal itu dikatakan, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum melalui akun twitter-nya @anasurbaningrum, Kamis (2/10/20140) malam.

"Kata2 kecewa dari SBY dan segala ikutannya adlh tonil yg dirancang. Meski kaget dgn "pemberontakan" warga media media sosial. #fulitik," kata Anas lewat twitter.

Menurut Anas, bukan SBY kalau tidak punya cadangan amunisi. Dikeluarkannya Perppu itu, lanjut Anas, adalah untuk memperbaiki citranya diakhir masa jabatan.

"Menerbitkan Perppu adlh obat yg dianggap mujarab utk memulihkan citranya," kata dia.

Sebab, lanjut dia, Perppu adalah hak penuh yang dimiliki seorang presiden.

"Menerbitkan Perppu itulah yg disiapkan SBY setiba di Jakarta," ujar terdakwa kasus korupsi Hambalang.

Padahal, Yusril Ihza Mahendra yang juga pakar hukum tata negara sudah memberikan usulan pada SBY. Tapi, kata dia, SBY sudah punya jalan yang dianggapnya sudah benar.

"Di dalam Perppu inilah tercermin kepentingan SBY sbg Presiden dan Ketum PD sekaligus. Tidak bisa dipisahkan," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, SBY akhirnya menandatangani dua peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu). Hal itu diceritakan SBY lewat wawancara terbarunya di Youtube.

Dalam video itu, SBY menegaskan Perppu adalah keputusan yang terbaik. Menurut dia, Pilkada secara langsung bisa mengakomodir suara rakyat. Sebaliknya, Pilkada lewat DPRD tidak mengakomodir suara rakyat.

"Tujuannya jelas, kepentingannya jelas. Saya tidak setuju kalau pilkada ini berubah menjadi yang semula pilkada langsung, kemudian menjadi dipilih DPRD," kata SBY. (in/fs)

Baca juga:

Wacanakan Perppu, Inilah Alasan SBY

Yakin Didukung Rakyat, SBY Terbitkan Perppu


Baca juga :