Banyak Santrinya yang diterima di Universitas Islam Madinah, ini kata Pimpinan Ponpes Al-Irsyad Salatiga


Ini salah satu prestasi yang membanggakan dari Pesantren Al-Irsyad Salatiga. Seperti diberitakan gemaislam.com, sebanyak 41 santri lulusan Pesantren Islam Al-Irsyad (PIA) Salatiga berhasil meneruskan jenjang pendidikan mereka ke Universitas Islam Madinah (UIM) pada tahun 2014 ini.

Dengan jumlah tersebut, lulusan Pesantren Al-Irsyad mendominasi mahasiswa baru di Universitas Islam Madinah. Pasalnya UIM hanya menerima 150 mahasiswa baru asal Indonesia. (Baca beritanya di gemaislam: Alumni Pesantren Islam Alirsyad Dominasi Mahasiswa Baru UIM)

Hal ini begitu disyukuri oleh pihak Pesantren Al-Irsyad. Menurut pimpinan pesantren Al-Irsyad, Ustadz Nafi’ Zainudin Lc, keberhasilan ini merupakan izin dari Alloh dan doa dari kaum muslimin sekalian.

Ditemui gemaislam.com di sela-sela acara “Temu Koordinasi Antar Pesantren dan Yayasan Islam se-Indonesia” yang diadakan hari Selasa (16/9/2014) di Ma’had Al-Bina, Bekasi, Ustadz Nafi’ menyampaikan kegembiraannya.

“Kami sendiri tidak menyangka akan ada sebanyak ini lulusan pesantren kami yang diterima di UIM. Tahun kemarin sekitar 20-an lulusan pesantren kami yang diterima di UIM,” ujar Ustadz Nafi’.

“Yang lebih menggembirakan lagi adalah bahwa 38 dari 41 santri tersebut berasal dari angkatan yang sama, yaitu angkatan 2013,” tambah beliau.

Langganan UIM

Seperti diketahui, Pesantren Islam Al-Irsyad hampir tiap tahun berhasil mengirimkan santri-santri-nya untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi di Universitas Islam Madinah. Ditanya tentang resep keberhasilan pesantrennya, Ustadz Nafi’ sedikit berbagi cerita.

Selain dari pendidikan, beliau menilai bahwa pengarahan dan perhatian pihak pesantren terhadap para santri yang hendak mengikuti Dauroh Muqobalah (tes penerimaan UIM) sebagai salah satu pendorong keberhasilan.

“Kami membantu para santri mengurusi berkas-berkas yang diperlukan. Selain itu, kami juga menyebar para santri yang hendak mengikuti dauroh muqobalah tidak hanya di satu tempat. Kemarin kami mengarahkan para santri kami ke tiga tempat dauroh yaitu Jakarta, Medan dan Lombok,” terang Ustadz Nafi’.

“Harapan kami adalah agar mereka bisa kembali dengan membawa disiplin ilmu yang berbeda-beda. Ada yang ahli di bidang fikih, dakwah, aqidah, bahasa dan seterusnya. Namun harapan terbesar kami tentu saja adalah agar mereka bisa memberikan faedah dan manfaat bagi Islam dan kaum muslimin,” tutup beliau.

Harapan Ustadz Nafi’ tentu saja menjadi harapan kaum muslimin bersama. Semoga terealisasi. (arc/gemaislam.com)


Baca juga :