Aku, Kau dan KUA: Jungkir Balik Perjuangkan Cinta ke Meja 'Sah'


Jenjang pernikahan adalah sebuah idaman, juga sebuah impian. Nampaknya hal ini yang diharapkan kita semua, baik laki-laki dan perempuan. Mengerucut dalam tiga kata :Aku, Kau dan KUA. Sebuah film tentang mereka yang memperjuangkan cinta untuk membawanya ke meja 'sah'.

Cerita diawali dari pernikahan Fira (Nina Zatulini), gadis paling cantik dan populer di antara ganknya, mustinya menjadi pernikahan of the decade. Fira yang hidupnya seolah sempurna, hancur berantakan begitu Lando (Eza Gionino) ternyata ketahuan ahlusselingkuh. Hal itu juga dituturkan secara jujur oleh Lando jelang pesta pernikahan. Fira pun shock, lalu memutuskan untuk 'meng-cut' pesta pernikahan yang mau berlangsung. Ia menarik diri dari pergaulan.

Sahabat Fira, Uci (Eriska Rein), berusaha mengembalikan semangat Fira, dengan mendukung rencana Deon (Deva Mahenra) yang sudah lama cindaha (cinta dalam hati) ke Fira, untuk taaruf. Fira meragukan proses taaruf.

Namun Uci dan sahabat-sahabat Fira yang lain, Rico (Adipati Dolken), Mona (Karina Nadila) dan Pepi (Babe Cabiita) mendukung Deon, sehingga terjadilah proses taaruf dengan penuh kekocakan dan kecanggungan, tapi justru memberi ilham untuk Rico mengajak Aida (Bianca Liza) pacarnya yang menor bin glamour, untuk menikah. Ternyata, niat baik Rico tidak berjalan mulus. Retak di tengah jalan.

Lain lagi dengan Mona, yang mempunyai pacar bernama Jerry (Fandy Christian), ganteng tapi tangannya tidak bisa direm, sehingga Mona jengah dan meminta Jerry menikahinya.

"Aku tidak mau pegangan. Kita kan bukan muhrim." kata Mona ketika mau dicium dan dipegang oleh Jerry, di sebuah taman. Jerry malah memutuskan hubungan dengan Mona karena merasa pacarannya 'garing'.

Mona akhirnya mencoba mencari jodoh yang baik, yaitu dengan berubah menjadi orang yang baik pula.

"Ci, kata elu, kalau mau cari cowok sholeh, kita harus sholehah dulu ya? " kata Mona. Uci yang udah lama berjilbab itu pun mengiyakan.

"Tapi, Ci. Elu udah sholehah tapi kok belum dapat jodoh sholeh ya?" kata Mona, usil.

Mona pun memaksakan dirinya berhijab. Diajak Uci ke workshop kepribadian, Mona malah jelalatan berusaha mencari jodoh. Alhasil, justru ustad muda ganteng bernama Kak Emil (Dwi Sasono) lah yang menarik hati Mona.

Apakah Mona berhasil mendapatkan hati Kak Emil dan menjadikannya suami?

Apa mungkin Fira mau menggantikan Lando--yang punya banyak kelebihan secara fisik dan materi--dengan Deon yang biasa-biasa saja?

Apakah pada akhirnya, Pepi yang--kocak, lihai bicara, kerjanya nembak berbagai cewek untuk taaruf di acara nikahan--berhasil dapat jodoh?

Bagaimana hubungan Uci yang selalu jadi 'tong curhat' nan sholelah akan berujung ke KUA bersama Rico?

Film garapan Monty Tiwa ini lumayan edukatif dan mendatangkan gelak tawa. Yang paling penting adalah 'cara' taaruf agak di luar mainstream, seperti tergambar dalam adegan Deon ketika memperkenalkan diri. Deon memajang layar dan menggunakan infocus, lalu presentasi data hidupnya bak presentasi usahawan ke klien. Ia presentasi dari dirinya bocah dengan sangat detail hingga membuat keluarga Fira seakan bilang "Aduh apa sih ini? Gaje deh....!"

Akting Eriska Rein pun lumayan memukau. Ia bisa 'melupakan' sejenak image Oneng di Bajaj Bajuri The Movie.

Monty Tiwa berhasil memindahkan dari buku ke layar lebar (dengan judul yang sama), dengan sangat apik. Jika film Hijabers in Love menyasar 'how to' bagi remaja, maka Aku, Kau dan KUA menyambangi penonton dewasa. Sayangnya, dalam film ini, kita akan sulit menemukan representasi yang benar-benar syar'i.

Muhammad Sholich Mubarok
Mahasiswa STIU Al Hikmah Jakarta
@paramuda



Baca juga :