Wawancara dengan salah satu pejuang Al-Qassam
Prolog: wawancara ini berlangsung antara Dr. Faez Abu Shammaleh dengan Mahmud, salah satu pejuang Izzudin Al-Qassam (sayap militer Hamas) yang berhasil keluar dari terowongan, setelah 20 hari lebih ia bersama 23 pejuang Al-Qassam "terkubur" di dalam terowongan tersebut.
Kepada mereka yang masih ragu-ragu dan mengatakan: pejuang Palestina kalah…. Kepada mereka yang kehilangan kepercayaannya kepada diri dan qiyadahnya, yang mengatakan: ini hanyalah bualan film Bollywood (filmIndia), yang ceritanya diambil dari kisah film Hollywood….
Kepada mereka semua, kami sampaikan: memang, ini hanya terjadi di Gaza saja… setelah 20 hari tertanam di dalam tanah. Akhirnya, Mahmud, bisa keluar dari terowongan dengan selamat… Berikut petikan wawancara selengkapnya:
T: Apa gelar sarjana Anda?
J: Bachelor (sarjana)
T: Berapa lama Anda tertahan di dalam tanah (terowongan)?
J: 20 hari, tidak kurang tidak lebih
T: Berapa jumlah orang yang keluar dari terowongan dengan selamat?
J: 24 orang
T: Apa yang terjadi kepada Anda dan teman-teman Anda?
J: Pesawat-pesawat tempur Israel menembaki pintu-pintu terowongan. Ada beberapa pintu terowongan, kami yang menutup sendiri karena pihak Zionis Israel memasukan gas beracun ke dalam terowongan.
T: Bagaimana Anda dan teman-teman menghabiskan waktunya di dalam terowongan yang gelap gulita?
J: Kami sholat, bersenandung, bernasyid, bercengkrama satu dengan yang lainnya. Kami tidak pernah putus asa hingga detik-detik terakhir….
T: Apa yang Anda makan dan teman-teman Anda?
J: Sebelumnya kami membawa korma, karena terbatas, masing-masing kita mendapatkan bagian separuh dari satu butir korma, setiap harinya.
T: Lalu apa yang Anda minum?
J: Di beberapa dinding terowongan, ada genangan air. Bahkan di akhir-akhir, air itu bertambah, bahkan kami khawatir kami akan tenggelam dengan banyaknya air tersebut.
T: Berapa jarak antara posisi Anda dengan muka bumi?
J: Sekitar 25 meter
T: Bagaimana Anda bisa mendekat dengan genangan air tersebut, kemudian Anda meminumnya sementara tidak ada penerangan sama sekali, gelap gulita?
J: Kami punya alat-alat penerang yang kami gunakan saat darurat saja. Kami khawatir batereinya habis di detik-detik terakhir. Biasanya, salah satu dari kami mengumpulkan air sebanyak 40 liter setiap harinya.
T: Apakah Anda bisa berkomunikasi dengan luar?
J: Komunikasi benar-benar putus sama sekali, kami tidak tahu apa yang terjadi di sekitar kami.
T: Apakah Anda dan teman-teman juga tahu, hari ini, hari apa, jam berapa dan tanggal berapa?
J: Kami menghitung hari sesuai dengan hari-hari Ramadhan. Oleh karena itu, kami berpuasa selama 30 hari. Ketika hari raya, hari Senin, kami merayakannya di hari Selasa. Kami tahu malam dan siang, melalui jam
tangan yang kami pakai.
T: Apakah Anda sempat kehilangan harapan untuk selamat?
J: Kami tetap optimis untuk selamat, tidak hilang harapan. Kami sholat berjamaah, berdoa kepada Allah secara bersama-sama. Kami sempat berupaya menggali agar bisa keluar. Akhirnya ada di antara kami gugur syahid saat penggalian tersebut. Bersamaan dengan waktu yang berjalan, tubuh-tubuh kami pun mulai melemah. Sehingga kami tidak mampu lagi untuk menggali.
T: Setelah itu, masihkah Anda dan teman-teman Anda punya harapan hidup?
J: Awalnya, harapan untuk selamat itu besar sekali. Kami memperkirakan gencatan senjata terjadi pada hari raya. Namun sehari setelah hari raya, gencatan senjata itu juga belum terjadi, harapan untuk selamat mulai rendah dan tubuh kami mulai melemah.
T: Terkait cuaca atau suhu di dalam terowongan seperti apa?
J: Terkadang berhembus kepada kami, angin yang segar dan membugarkan kami. Tapi kami tidak tahu, dari mana angin tersebut datang.
T: Apakah di antara teman-teman Anda, sempat terjanggit sakit saat di dalam terowongan?
J: Iya ada, tapi obatnya dengan baca Al-Qur’an dan membasuh wajahnya dengan air.
T: Apakah Anda dan teman-teman Anda, sempat mengalami depresi dan kehilangan harapan?
J: Kami manusia biasa, malam-malam bagi kami sangat berat. Kami jarang tidur. Kami juga mengalami depresi kehilangan harapan untuk hidup. Namun di pagi hari, kami kembali bercengkrama kembali dengan teman-teman berbicara tentang mimpi-mimpi kami. Tentang keselamatan yang akan datang kepada kami.
T: Bisa dijelaskan kepada kami, seberapa besar kegembiraan Anda semua saat Anda ditemukan dalam keadaan sehat dan hidup?
J: Kami mendengar suara alat yang menggali di sekitar kami. Awalnya kami sempat ragu, kamipun kembali masuk ke dalam terowongan. Tapi di antara kami, ada yang mendekat ke sumber suara galian untuk mencari berita. Setelah dua jam kami menunggu, kami kemudian mendengar suara: Allah Akbar, wa lillahil hamd…
Kamipun kemudian bertakbir gembira, kami tahu kami sudah selamat. Terowongan pun dipenuhi dengan suara takbir menggema…. Allah Akbar….Allah Akbar….Allah Akbar….
*sumber: https://www.facebook.com/mhmd.alqwqa.5
(pengirim: oma yuma)
MAU PASANG IKLAN SEPERTI INI?