Sejumlah tokoh agama dan kepercayaan menghadiri acara deklarasi tolak Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) di Indonesia. Acara yang diselenggarakan oleh Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education (OASE) ini berlangsung pada Senin (4/8) di Galeri Kafe, Komplek Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dalam deklarasi tersebut, berbagai macam poster yang mempromosikan pluralisme berjejer di lokasi acara, seperti “Jangan Tinggal di Indonesia Kalo Anti Pluralisme”.
Deklarasi inipun diikuti berbagai macam kelompok minoritas seperti Maulana Zafrullah Pontoh dari Jamaah Ahmadiyah Indonesia, Suprih Suhartono dari Badan Kerjasama Organisasi-Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa, Pdt.Dr.Jerry Rumah Latu dari Forum Masyarakat Kristiani Indonesia, Bhikhu Garbha Virya dari Vihara Mahavira Graha Pusat, Pdt.Dr. Phil Erari dari Persatuan Gereja Indonesia, dan Pdt. Syaeful Hamzah dari Gereja Bethelin Indonesia.
Bhikhu Garbha Virya mengungkapkan kekhawatirannya terhadap anak-anak Indonesia atas munculnya ISIS.
“Anak-anak mudah sekali diiming-imingi dan dicuci otaknya. Oleh karena itu pemuka agama perlu mendidik dalam khutbah-khutbahnya. Ini bukan tugas perorangan, tapi tugas kita bersama untuk berjuang mempertahankan Indonesia tercinta ini,” ungkapnya.
Suprih Suhartono juga menegaskan bahwa ISIS membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sejak kecil kita dibimbing untuk mempertahan NKRI. Oleh karena itu kami menolak organisasi yang membahayakan NKRI seperti ISIS ini,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Palty Panjaitan. “Kami menolak paham ISIS karena apapun alasannya, saya kira Tuhan tidak pernah memerintahkan untuk membunuh orang lain. Justru Tuhan memerintahkan untuk mengasihi sesama,” katanya.
Para tokoh agama dan kepercayaan itu lalu membuat pernyataan bersama menolak keberadaan ISIS di Indonesia dan menandatangani spanduk sebagai dukungan tolak ISIS. [Islampos/IM/YL]