MALE — Para wisatawan Israel dievakuasi dari pulau wisata Maladewa setelah seorang warga Israel merusak sebuah spanduk yang menyamakan bendera Israel dengan lambang swastika Nazi. Demikian Pemerintah Maladewa, Rabu (30/7/2014).
Akibat perusakan itu, warga Pulau Thulusdloo, tak jauh dari ibu kota Male, menggelar unjuk rasa sehingga sebanyak 30 turis Israel terpaksa dievakuasi dari pulau tersebut.
Pejabat di kantor presiden Maladewa, Mohamed Shareef, mengatakan, proses evakuasi turis Israel itu dilakukan untuk keselamatan mereka sendiri. "Potensi insiden buruk terhadap mereka sangat besar sehingga kami harus mengevakuasi para turis itu," ujar Shareef.
Shareef mengatakan, Pemerintah Maladewa tidak melarang warga Israel memasuki kepulauan itu, meski mengakui negeri itu menentang aksi kekerasan Israel di Gaza.
"Kami tidak melarang mereka datang. Namun, turis Israel harus ingat mereka mengunjungi sebuah negara dengan penduduk 100 persen Muslim. Dan kami mendukung Palestina tanpa syarat," ujar Shareef.
Shareef melanjutkan, Pemerintah Maladewa telah mengambil sejumlah langkah untuk menunjukkan sikap mereka terhadap Israel.
Salah satunya, Pemerintah Maladewa telah menerapkan larangan terhadap barang-barang buatan Israel serta membatalkan tiga kerja sama dengan Israel di bidang kesehatan, pariwisata, dan pendidikan.
"Impor dari Israel sangat kecil, tetapi kami melarang impor sebagai sebuah langkah penentangan kami terhadap aksi Israel," tambah Shareef.
Sementara tiga kerja sama yang dibatalkan itu sebelumnya diteken pada 2009 oleh pemerintahan lama. Sejauh ini, ketiga kesepakatan itu masih berbentuk dokumen dan belum diimplementasikan.
Maladewa, yang dikenal dengan pantainya yang indah dan pulau-pulau karangnya yang tersembunyi, menarik jutaan wisatawan setiap tahun, tetapi hanya sekitar satu persen yang datang dari Israel. (tribunnews)