Gershon Baskin (kanan) bersama Gilad Shalit |
Politikus Israel dan peneliti dalam bidang sejarah Timur Tengah Gershon Baskin menegaskan, gerakan Hamas tidak akan meyerah dan tidak akan mengibarkan bendera putih meski hanya tersisa satu pejuang, satu senapan, dan satu roket. Para pejuang Hamas berjuang menghadapi kematian tanpa rasa gentar dan takut dan mereka lebih siap mati demi negeri mereka, agama mereka, dan Tuhan mereka, tegas Baskin .
Baskin yang pernah menjadi mediator dari pihak Israel dalam perjanjian pertukaran serdadu Gilad Shalit yang ditawan oleh Hamas menegaskan dalam halaman Facebooknya kemarin sore Kamis (31/7) bahwa Hamas memiliki ambisi besar dalam peperangan dan mereka sangat yakin dengan perjuangan yang mereka hadapai. Mereka berjuang membela kampung halaman mereka, siap berkorban dengan yang termahal yang mereka miliki agar generasi masa depan hidup bebas, tukas Baskin.
Baskin menambahkan, tidak ada seorangpun di dunia ini yang mengingkari bahwa masalah Palestina membutuhkan solusi adil, kecuali Israel sendiri. Yang diminta oleh Hamas saat ini tidak lebih dari pembebasan blokade ekonomi dari Jalur Gaza, membuka perlintasan-perlintasan dan memperluas jangkauan laut untuk para nelayan, membebaskan tawanan dan membuka blokir transfer gaji pegawai Palestina dan mengakui pemerintah terpilih, imbuh Jorshon yang menilai semua tuntutan Hamas itu tidak ada yang tidak logis untuk diikuti.
Baskin mengatakan, "Saya melihat kemenangan di mata Hamas. Ya benar, mereka mengorbankan sangat banyak. Tidak perlu dibandingkan antara kekuatan kita dan kekuatan mereka. Mereka tidak memiliki bom berton-ton. Namun mereka melihat kerugian yang diderita oleh Israel karena serangan roket yang memaksa warga penjajah harus lari ke tempat persembunyian, dan meninggalkan rumah mereka."
Peneliti Israel ini menyerang dan mengkritik kedustaan yang dipromosikan di media massa melalui komandan-komandan militer Israel tentang Hamas dan masa depan perang di Jalur Gaza yang dituding oleh Baskin sebagai pembohongan publik.
Baskin juga menuding prediksi Israel soal Hamas tidak ada hubungannya dengan realita. Ia mengaku apa yang diketahuinya tentang Hamas berbeda dengan yang disiarkan melalui media massa Israel.
Sistem pertahanan Hamas melalui terowongan telah membuat Israel ketakutan, ditambah roket yang menggempur tanpa henti. Hamas juga dinilai diuntungkan dalam pertempuran opini publik. Gambaran kehancuran akibat serangan Israel, pembunuhan anak-anak wanita telah memaksa dunia melihat Israel dan militernya sebagai penjahat.
Ia melanjutkan, warga Israel tidak menyaksikan stasiun televisi Arab atau internasional pada itu tersedia. Mereka lebih memilih hidup di dunia khayalan melalui corong peneliti Israel dan jubir militer mereka. (at/Infopalestina.com)