Mukmin Basisu
(Al-Jazeera)
Kerugian ‘Israel’ secara militer, politik dan media akibat agresinya ke Gaza membuktikan perang ini adalah perang tersulit yang pernah dihadapinya.
Hampir seluruh pejabat politik, komandan militer, keamanan dan pakar strategi di ‘Israel’ bahkan seluruh lembaga di ‘Israel’ sepakat bahwa perang ini menjadi tersulit bagi mereka. Mereka semua tersentak terhadap kemampuan ciamik perlawanan Palestina dalam memenej pertempuran dan menggunakan taktik konfrontasi.
Ini sebagian taktik perlawanan Palestina yang mencengangkan itu;
1. Teknik melepaskan roket.
Roket yang dimiliki perlawanan bukan hanya ratusan namun ribuan. Lembaga studi strategi bahkan memantau dan melakukan kajian jumlah roket yang dilepaskan setiap hari, jenis, jarak jangkau, target, dan bagaimana sasarannya. Mereka kemudian berusaha menyimpulkan hasil studinya untuk dijadikan landasan menghadapinya di masa mendatang.
‘Israel’ pun terkaget oleh kecerdasan perlawanan dalam membidik target yang terkonsentrasi pada wilayah selatan sebagai jantung industry dan ekonomi serta wilayah tengah sebagai jantung politik, meski wilayah utara juga menjadi target. Sehingga perlawanan seakan memberikan pesan bahwa tak ada tempat aman sekecilpun di ‘Israel’.
Ditambah lagi Kubah Baja “Iron Dome” ‘Israel’ tidak berkutik menghadapi roket perlawanan meski biayanya sangat tinggi.
2. Perang Jalanan dan Terowongan
Sejak ‘Israel’ didirikan, mereka tidak pernah mengira akan menghdapi perang gerilya terowongan bawah tanah. Dahulu ‘Israel’ hanya membuat rencana menghadapi perang melawan roket Palestina. Namun mereka dikejutkan dengan terowongan. Saat ingin menghabisi terowongan di Jalur Gaza, “Cabinet” ‘Israel’ hanya mengira akan seperti patroli militer darat biasa beberapa hari sambil menghabisi pelontar roket yang ditemukan.
Terkait terowongan, berdasarkan kesaksian serdadu yang terlibat perang melawan kelompok perlawanan, akhirnya para elit militer ‘Israel’ menyimpulkan bahwa perang kali menjadi paling sulit dalam sejarah ‘Israel’ karena mereka gagal menghadapi terowongan bawah tanah yang digunakan begitu banyak.
Kerugian ‘Israel’ itu terutama di wilayah kampong Tufah, Sejaiyah, wilayah timur Khan Yunis, Rafah, Bethanun, termasuk serdadu yang diculik.
Perang jalanan yang diwarnai aksi sergap oleh kelompok perlawanan membuat ‘Israel’ kelabakan. Inilah yang membuat militer ‘Israel’ tidak berdaya melanjutkan serangan darat. Bahkan kemahiran kelompok perlawanan ini diakui oleh media-media ‘Israel’.
3. Perang Intelijen
‘Israel’ mengaku gagal menemukan posisi pelontar roket-roket perlawanan dan terowongan serta tempat kelompok perlawanan berada.
Bahkan pesawat tanpa awak kelompok perlawanan Palestina mampu merekam keberadaan gedung kementerian pertahanan di Tel Aviv dan mampu menghimpun informasi serangan ‘Israel’ sebelum serangan terjadi.
4. Psywar
Di awal perang, ‘Israel’ sudah menggelar perang psywar. Pihak Palestina hanya berusaha menghdaapinya dengan setegar mungkin dan berusaha membalas. Ketika ‘Israel’ menebar ancaman, kelompok perlawanan menyatakan tidak akan gentar. (at/Aljazeera.net/Infopalestina)
MAU PASANG IKLAN SEPERTI INI?