“Buku ini ditulis dalam kesadaran kebaruan. Kesadaran untuk menjadi laki-laki, menjadi lebih laki-laki, menjadi lebih ayah, dan menjadi lebih baik sebagai laki-laki.
Negeri Tanpa Laki-laki memang layak dibaca oleh setiap laki-laki dan di apresiasi oleh setiap perempuan yang ingin laki-lakinya tak hilang. Buku ini semacam sekuel dari buku Menjadi Laki-laki. Penulisnya adalah seorang laki-laki, Eko Novianto Nugroho, sehingga setiap laki-laki yang membaca judul buku ini tak perlu tersinggung jika dipakai judul Negeri Tanpa Laki-laki. Penulis hanya ingin mengajak setiap laki-laki agar bersikap dan berprilaku menjadi "laki-laki". Buku ini ditulis agar ada pengendalian diri.
Laki-laki dan perempuan itu memang beda, itu sudah menjadi kodrat. Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuannya. Tak perlu diputarbalikkan. Mau tahu lebih jauh penyebab negeri tanpa laki-laki? Simak selanjutnya dalam Negeri Tanpa Laki-laki.”
[Gema Insani Press]