Hari ini (21/8) bangsa ini akan mendengarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan menentukan masa depan bangsa Indonesia. Sebuah keputusan yang sangat berat. Betapa tidak, keputusan MK bagai pisau bermata dua. Setiap sisi bisa melukai rasa dan emosi dua kubu besar yg berimbang tapi berseberangan.
Satu sisi kelompok Jokowi dan pendukungnya. Mereka merasa telah "menang" dan akan mempertahankan kemenangannya. Ini terbukti dengan segala perlawanan mereka yang terkesan "melabrak" banyak aturan dan terlihat bermain mata dengan oknum penyelanggara pemilu dan beberapa lembaga serta aparatur negara.
Satu sisi lagi adalah kelompok kubu Prabowo yang didukung lebih dari 62 juta rakyat Indonesia. Mereka juga merasa yang menang, tapi kemenangan mereka dicurangi secara masif, terencana dan terstruktur. Karena asumsi itulah hingga pembacaan putusan MK hari ini sangat sensitif dan berpotensi konflik yang luar biasa.
Bukti-bukti kecurangan yang terlihat di persidangan Mahkamah Konstitusi sudah sangat membuka mata rakyat Indonesia bahwa ada ketidakberesan yang besar oleh para penyelenggara Pilpres, terutama KPU. Ditambah lagi kesaksian para ahli yang kredibel dan sangat argumentatif menunjukkan pelanggaran-pelanggaran konstitusi para penyelenggara pemilu tersebut.
Semoga Allah Memudahkan akal dan lisan Para Hakim Konstitusi dalam menetapkan keputusan demi kebenaran, keadilan serta kemaslahatan negeri Indonesia
Jika dilihat dari sisi konstalasi gerakan massa. Kedua kubu punya potensi sama. Karena kedua kubu punya harapan dan keinginan yang sama, yaitu idealisme memenangkan capres yang didukung. Mungkin lebih bijak bagi Kepolisian dan TNI untuk mewaspadai pergerakan dari dua kelompok massa, bukan dari kelompok Prabowo saja. Bayangkan jika MK memutuskan gugatan Pemohon kubu Prabowo, berarti pihak terkait kubu Jokowi akan merasa dilukai rasa keadilannya dan potensi emosinya akan terpancing, apalagi jika itu (kerusuhan) sudah direncanakan dari awal. Begitupun sebaliknya.
Sebagai masyarakat awam dan atau simpatisan Prabowo. Saya melihat emosi dan kesabaran pendukung Prabowo lebih baik dan lebih teruji. Mereka telah membuktikan banyak hal tentang menjaga negeri ini dari kehancuran selama penyelenggaraan pilpres. Mereka tidak berbuat kericuhan di TPS ketika saksi mereka melihat kecurangan. Mereka sabar dan berusaha menempuh jalan damai dan konstitusional. Kesabaran mereka teruji secara bertahap dan berjenjang. Hingga puncaknya ketika mereka dipertontonkan sikap ngeyel dan keberpihakan KPU saat penetapan rekap nasional tgl 22 juli lalu.
Dan alhamdulillah... diluar dugaan aparat keamanan, BIN dan banyak pakar, Indonesia hari ini tetap aman dan kondusif pasca drama KPU.
Saya menilai ini tidak lepas dari kesabaran, kebesaran hati dan sikap kesatria yang ada pada pribadi Prabowo dan para tokoh elit di sekitar Prabowo, serta sikap para pendukung di akar rumput yang begitu taat mematuhi kehendak jalan damai dan konstutional yang diinginkan pak Prabowo dan para elit. Walaupun nyata di depan mata mereka kecurangan dan persekongkolan pihak lawan merka tetap sabar.
Saya yakin skali bahwa para pendukung Prabowo, yang telah memperlihatkan kedewasaannya itu tidak sedikit pun ada rasa takut mereka terhadap lawan-lawan mereka baik dari pihak Jokowi dan pendukungnya, apalagi pihak KPU dan lembaga lainnya. Sungguh karena kecintaan terhadap persatuan dan kedamaian negeri ini mereka tetap tenang.
Oleh karna itu sepatutnya kita rakyat Indonesia bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada mereka. Alhamdulillah dan terima kasih teman para rakyat pendukung Prabowo yang telah menjaga Negeri ini dari konflik dan kehancuran.
Beban berat telah dilewati oleh Prabowo-Hatta, para pimpinan partai pendukung, para tim pemenangan dan para rakyat pendukung. Mereka telah berbuat yang terbaik bagi negeri ini, paling tidak selama proses pilpres berlangsung hingga hari ini. Beban berat berikutnya ada pada MK, pihak terkait, Presiden SBY, TNI dan Polri. Dan puncaknya hari ini tanggal 21 Agustus, ketika pengumuman penetapan MK dibacakan. Konsekuensi dari penetapan itu menimbulkan beberapa perkara baru.
Apakah keputusan hari ini bisa memenuhi rasa keadilan atau tidak? Apakah pihak terkait Jokowi dan pendukungnya bisa sabar dan tidak rusuh ketika MK memenangkan gugatan Pemohon? Apakah Presiden SBY mau turun tangan menjaga ancaman disintegrasi bangsa pasca Putusan MK? Apakah TNI POLRI bisa solid mengamankan segala kebijakan presiden SBY walau "tampak" kebijakan itu tidak biasa dan keluar dari mainstream media dan pendukung Jokowi? kita tunggu hari ini.
Terakhir, hanya kepada Allahlah kita berserah diri memohon pertolongan dan perlindungan (ALLAHU-MUSTA'AN). Jangan lupa doakan persatuan dan kedamaian bangsa ini.
Azwar Rasmin