Pesawat terbang Jayawijaya Dirgantara Air PK-JRB jenis Boeing 737 seri 200 milik Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, tergelincir saat mendarat di Bandara Wamena, Papua, Sabtu, 30 Agustus 2014, sekitar pukul 13.05 WIT. Tidak ada korban tapi stick hydraulic ban depan pesawat patah.
Juru Bicara Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi Pudjo Sulistyo membenarkan insiden itu. "Pesawat Jayawijaya Air tergelincir di Runway Apron 2 Bandara Wamena," ujarnya.
Mengenai kronologi kejadian, pesawat terbang dari Bandara Sentani Jayapura, mengangkut barang bahan-bahan pokok makanan. Sekitar 55 menit terbang, pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Wamena. Namun, saat memutar menuju tempat parkir atau Apron 2, untuk bongkar muat, tiba-tiba stick hydraulic ban bagian depan patah.
Akibat kejadian itu, Bandara Wamena tidak dapat didarati pesawat lain. Sebab posisi pesawat tepat di landasan pacu sehingga otoritas Bandara memutuskan menutup sementara sampai pesawat itu dievakuasi.
Evakuasi terhadap pesawat yang dipiloti Kapten Pius Realino dan Co Pilot 1. Kapten Ragil masih berlangsung hingga berita ini ditayangkan. Evakuasi menggunakan forklift agar bandara bisa segera digunakan.
Menurut Pudjo, dugaan sementara stick hydraulic ban depan pesawat patah akibat retak pada saat mendarat. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. (fs)
Juru Bicara Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi Pudjo Sulistyo membenarkan insiden itu. "Pesawat Jayawijaya Air tergelincir di Runway Apron 2 Bandara Wamena," ujarnya.
Mengenai kronologi kejadian, pesawat terbang dari Bandara Sentani Jayapura, mengangkut barang bahan-bahan pokok makanan. Sekitar 55 menit terbang, pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Wamena. Namun, saat memutar menuju tempat parkir atau Apron 2, untuk bongkar muat, tiba-tiba stick hydraulic ban bagian depan patah.
Akibat kejadian itu, Bandara Wamena tidak dapat didarati pesawat lain. Sebab posisi pesawat tepat di landasan pacu sehingga otoritas Bandara memutuskan menutup sementara sampai pesawat itu dievakuasi.
Evakuasi terhadap pesawat yang dipiloti Kapten Pius Realino dan Co Pilot 1. Kapten Ragil masih berlangsung hingga berita ini ditayangkan. Evakuasi menggunakan forklift agar bandara bisa segera digunakan.
Menurut Pudjo, dugaan sementara stick hydraulic ban depan pesawat patah akibat retak pada saat mendarat. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. (fs)