Jangan Pelihara Kalbun dalam Qalbun



Apa hubungannya kalbun dan qalbun?

Kalbun dan qalbun sepintas memiliki kemiripan dalam penyebutan namun sangat jauh berbeda dalam makna.

Kalbun atau al kalbu punya arti anjing. Sedikit banyaknya Hadits telah memberikan efek yang kuat bagi ummat Islam untuk nggak memelihara anjing. Termasuk banyaknya Hadits yang menjelaskan mengenai najis yang ada pada anjing.

Suatu kali nanti mungkin ada orang Islam yang nanti akan berurusan dengan anjing dalam pekerjaannya.Dulu dan mungkin juga saat ini anjing sangat berguna bagi orang untuk menggembala ternak seperti kambing, sapi atau domba. 

Anjing memiliki perilaku yang selalu ribut, menyalak, menggonggong dan terkadang menggigit.

Di era gadgetable, fungsi anjing selain penjaga rumah juga dimanfaatkan oleh aparat keamanan sebagai anjing penjaga. Ia akan menjalankan tugasnya dengan menggonggong dan menggigit jika ada tamu tak diundang. Lagi-lagi anjing dianggap dapat memberikan kontribusi yang besar bagi kepentingan manusia.

Jika dipikir-pikir anjing tidaklah sehina isu najisnya yang cenderung menjijikkan, karena terkadang dia melakukan hal-hal mulia bagi manusia. 

Dalam Al-Qur’an ada anjing yang dimuliakan Allah Swt dan diabadikan dalam kitab suci Al-Qur’an karena telah mendampingi sekelompok pemuda yang pergi menyepi mempertahankan keyakinan mereka dari raja yang zalim pada saat itu. 

Ssstt....jangan bilang siapa-siapa. Kita-kita aja yang tahu (Aa Gym's style), ada anjing yang mungkin lebih patut diberi perhatian lebih untuk tidak dipelihara yaitu “anjing” yang senantiasa berisik mengonggong di rumah hati manusia (qalbun).

Qalbun atau al qalbu dalam bahasa Arab berarti hati, sering pula dalam bahasa kita disebut qalbu. Kata asalnya qallaba-yuqallibu yang berarti membolak-balikkan. Hati kita berubah-ubah dan mudah dibolak-balik. Labil.

Hati adalah cerminan dari sebuah rumah, rumah ruhiyah manusia. Jika kita ingin hidup tenang, maka sebuah rumah harus sakinah, bersih, dan suci, jauh dari sifat anjing yang senantiasa menggonggong berisik bahkan mungkin yang berbisik. 

Hati senantiasa dijaga agar bening. Tidak ada gemerisik di dalamnya. Ini tentu sulit dan diperlukan tekad usaha yang keras untuk dapat istiqamah.

Sesungguhnya malaikat (rahmat) tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing”. (HR. Thabrani dan Imam Dhiyauddin dari Abu Umamah Ra).

Lalu bagaimana kalau rumah itu bernama hati?

Wallahua'lam.

*By: M. Sholich Mubarok
        Mahasiswa STIU Al-Hikmah Jakarta



Baca juga :