Dr. Muzani Jalaluddin
(Dosen Universitas Negeri Jakarta)
Tarbiyah sudah membawa kita ke alam yang insyaallah penuh berkah dan nikmat. Tidak semua mendapatkan jalan ini. Masing-masing atas izin Allah SWT melalui cara dan jalur yang berbeda untuk sampai ke alam tarbiyah ini. Oleh karena itu sangat pantas bagi tiap kader dakwah untuk mensyukuri alam tarbiyah ini salah satunya dengan istiqomah di jalan dakwah. Tulisan ini sedikit mengingatkan akan makna dan langkah-langkah istiqomah yang sudah barang tentu setiap kader dakwah ini sudah pernah mempelajari masalah ini.
Ketenangan merupakan suatu impian dan tujuan utama bagi manusia dalam menjalani hidup. Ujung dari pada kemenangan manusia adalah mendapatkan ketenangan dan kedamaian bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat.
Allah swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”(Fusshilat 30-32).
Ayat ini menerangkan bahwa dengan beristiqomah manusia mampu berjaya di dunia dan di akhirat. Dan istiqomah itu sendiri merupakan suatu pola sikap hidup manusia yang harus dinyatakan setelah ia benar-benar bersaksi bahwa ia telah beriman kepada Allah SWT.
Jika kita kaitkan dengan surat Fusshilat ayat 30 bahwa istiqomah pada ayat tersebut adalah keteguhan seseorang untuk memosisikan dirinya agar selalu berpegang teguh kepada keimanannya.
Di dalam beberapa tafsir yang mashur juga akan kita dapatkan keterangan-keterangan yang menerangkan makna istiqomah yang terdapat dalam surat Fussilat ayat 30-32. Dari tafsir-tafsir tersebut ada satu arti yang terlihat lebih sempurna dan lengkap dibandingkan yang lainnya yaitu Istiqomah berarti lurus/tetap di dalam ketaatan baik secara keyakinan, perkataan, maupun perangai diiringi dengan kontinuitas.
Maka jelaslah bagi kita bahwa istiqomah adalah konsekuensi seorang mukmin kepada keimanannya yang diaplikasikan secara penuh baik secara batiniyah maupun lahiriyah secara terus menerus.
Sekarang timbullah pertanyaan, apakah keistiqomahan itu sesuatu hal mudah untuk dicapai?
Maka jawabannya tentunya tidak. Karena jikalau istiqomah itu mudah didapatkan maka tidak sesuai dengan peranan ayat 30 surat Fussilat yang berbunyi ثمّ استقاموا. Kata ثمّ dalam bahasa arab artinya lalu / kemudian merupakan sebuah kata yang berkaitan erat dengan proses sesuatu yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Begitu juga keterangan-keterangan Allah SWT di dalam Al-Qur’an serta hadits-hadits Rasulullah SAW serta segala alam yang ada ini membuktikan bahwa manusia memang harus berikhtiar keras untuk mencapai kebenaran termasuk istiqomah itu sendiri.
Allah berfirman : Tunjukilah kami jalan yang lurus...
"Ihdina" (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
Allah mengajari kita agar kita harus selalu berupaya untuk memohon kepadaNya agar selalu diberi kemampuan untuk berjalan di atas jalanNya yang lurus. Maka bagaimanakah kita bisa sampai kepada titik istiqomah ? Disini kami berusaha untuk menerangkan langkah-langkah yang insya Allah dapat membantu kita dalam beristiqomah.
(Bersambung)
MAU PASANG IKLAN SEPERTI INI?