'Bunda Para Akhwat' Madiun itu Telah Pergi...


Tlilit bunyi sms masuk. SMS terbaca “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un........." 

Aku langsung terhenyak, kaget dan sedih bercampur menjadi satu.

Siapakah beliau yang mampu menyita perhatian kami ???

Beliau bernama Binti Salbiyah istri dari Akhi Haris Nabawi yang dalam pileg kemarin mendapat amanah caleg dengan nomor urut 3 dari daerah pemilihan 1 Kartoharjo Kota Madiun.

Beliau merupakan assabiqunal awwalun dari perjalan dakwah kota Madiun. Banyak kader mendapatkan hidayah dari perantaraan beliau. Pun banyak keluarga dakwah terbentuk melalui beliau.

Setiap agenda dakwah senyum dan kehadiran beliau selalu ada. Karenanya kami menyebutnya dengan sebutan 'Bunda untuk para akhwat'.

Pada hari Jum’at  tanggal 22 Agustus 2014 jam 07.30 Allah telah memanggilnya.

Banyak hikmah atau ibroh yang bisa kami ambil dari bunda Binti Salbiyah diantaranya:

- Semua berawal dari niat. Beliau selalu mengingatkan kami untuk meluruskan niat setiap melakukan sesuatu.

- Istiqomah dalam beribadah. Beliau selalu minta melaksanakan sholat tepat pada waktunya.

- Selalu berhusnudzon kepada Allah. Dengan sakit yang beliau derita, selalu mencoba mengambil sisi positif dengan mengatakan, "Allah memberiku cobaan maka Allah akan selalu menyertaiku", "diri ini milik Allah maka Allah yang berhak atasnya".

- Berjamaah itu harus dan HARGA MATI karena kita tidak bisa sendirian. Beliau selalu menanyakan 'LIQO'  kepada kami setiap kami datang menjenguknya. Dan merasa selalu dalam “lingkaran itu” setiap kali mengigau.

- Kesabaran dalam dakwah sangat diperlukan. Sebagaimana contoh dari beliau yang selalu bersabar atas sakit akutnya dan mengalami kondisi kronis selama 4 bulan terakhir,  yang belum tentu kami bisa sesabar beliau dalam kondisi tersebut.

- Mendahulukan orang lain daripada dirinya. Sakit tidak menghalangi beliau untuk menanyakan kebiasaan yang dilakukannya di hari raya kepada orang lain dan sempat membuatkan camilan untuk mereka.

- Berhusnudzon kepada saudara seiman. Jama’ah merupakan kumpulan manusia yang pasti akan bersinggungan dan menimbulkan sakit hati. Dalam wasiat terakhirnya beliau mengatakan untuk “Tidak mudah sakit hati, tersinggung dan optimislah dalam berdakwah”.

- Kasih ibu sepanjang masa. Terbukti dari pengorbanan ibunda dari bunda Binti Salbiyah yang selalu mendampingi beliau selama masa perawatan di rumah sakit dengan kondisi mck bunda Binti yang terbatas yang otomatis terkurangi waktu istirahatnya.

- Kesetiaan suami istri. Dimana suami selalu mendampingi dan setia disamping beliau sampai maut menjemput (ingin selalu dipeluk suami saat beliau kritis).

Itu diantara teladan beliau yang sangat kami kenang. Bagaimana dengan akhir dari perjalanan kita? semoga dalam keadaan sebaik-baik iman dengan husnul khotimah.

Do’a kami untuk bunda Binti Salbiyah semoga Allah menempatkan sebaik-baik tempat dan dilapangkan kuburnya.

Semoga ibroh ini memberikan tarbiyah bagi kami yg masih hidup. Kami akan selalu merindukan dan mencintaimu.

SELAMAT JALAN CINTA KAMI, BUNDA KAMI DAN USTADZAH KAMI..

DARI SELURUH AKHWAT DPD PKS KOTA MADIUN

*kiriman Tetty Suistyaningrum


Baca juga :