Prabowo Dinilai Pantas Jadi Presiden


JAKARTA - Letjen TNI Purn Romulo Simbolon menilai calon presiden Prabowo Subianto pantas menjadi presiden. Karena menurut dia, Prabowo lahir dari lingkungan keluarga pahlawan kemerdekaan dan perintis perbankan tanah air. Menurut dia, darah pejuang dan ekonom tersebut yang membentuk integritas kepribadian Prabowo saat ini. 

"Bibitnya memang sudah bagus. Jalan Kapten Subianto di Tangerang adalah nama Pamannya yang gugur dalam pertempuran bersama Daan Mogot di Lengkong, Tangerang. Tidak heran Prabowo saat menjadi prajurit TNI juga rela pertaruhkan jiwa raganya untuk Indonesia," jelas Romulo Jumat (4/7/2014).

Dia juga menilai memiliki bebet yang baik. Bebet dalam filosofi Jawa mengacu pada harkat, martabat atau prestise.

"Kehormatan Prabowo bisa dilihat dari sikap dan martabat kebangsaannya yang tinggi untuk tidak mau direndahkan dalam bentuk apapun oleh pihak asing. Saat ikuti pelatihan di luar negeri, dia menolak uang saku yang diberikan pemerintah Australia padanya," tegasnya.

Sementara dari bobot mengacu pada kualitas diri secara lahir dan batin. Secara kecerdasan intelektual tidak diragukan lagi.

"Secara pisik, Prabowo pernah menjadi prajurit dari kesatuan elite Kopassus. Sampai saat ini dia masih rajin menjaga pisiknya. Sementara secara kejiwaan atau psikologis, Prabowo tipe orang yang berani, tegas, setia kawannya tinggi, rela berkorban, suka melindungi dan mudah memaafkan. Orangnya fair, lihat saja bagaimana cara dia memperlakukan Jokowi dalam debat capres," paparnya.

Sedangkan Capres Jokowi kata dia, berbeda dengan Prabowo. Dia meragukan Jokowi memiliki bibit, bebet dan bobot yang memang cocok untuk menjadi Presiden RI.

Berbicara tentang trade mark/pencitraan Jokowi yang sederhana, bersih, dan merakyat, bila dibandingkan almarhum Romo Mangun Wijoyo tokoh masyarakat di bantaran Kali code Yogyakarta lebih sederhana, jujur, bersih, sangat merakyat dan ikhlas atau tidak digaji dan ambil untung, dalam membantu meningkatkan kehidupan masyarakat marginal di kota Yogyakarta tersebut, tidak lantas berarti beliau cocok untuk menjadi Presiden.

"Prilaku Jokowi cenderung membuat pencitraan sementara keberlanjutan hasil pekerjaan kecil yang digunakan sebagai alat pencitraan patut dipertanyakan," pungkasnya. (okezone)


Baca juga :