Kritik Dalil Prof. DR. Quraisy Shihab Bahwa Nabi SAW Tidak Dijamin Masuk Surga


Oleh Abdullah Haidir

Pernyataan kontroversial Prof. DR. Quraisy Shihab bahwa Rasulullah saw tidak dijamin masuk surga didasari pada dalil yang rapuh.

Berikut pernyataan Prof. DR. Quraisy Shihab ;

“Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Nahh.. surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho? memang kita yakin bahwa beliau mulia. kenapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat nabi dikenal orang… terus teman-teman di sekitarnya berkata, bahagialah engkau akan mendapat surga. Kemudian nabi dengar, siapa yang bilang begitu, nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan."

Beliau berdalil dengan riwayat yang kesannya satu riwayat, padahal dia merupakan dua riwayat dengan latar belakang berbeda.

Terkait dengan seseorang yang dianggap ahli surga oleh para sahabat, lalu dibantah Rasulullah saw bahwa dia ahli neraka, itu ada dalam riwayat Bukhari Muslim.

Kisahnya sehabis perang Khaibar, para shahabat memberitahu nama-nama pasukan kaum muslimin; 'fulan syahid, fulan syahid'. Namun ketika menyebutkan nama seseorang, Rasulullah saw bersabda, 'Tidak, kalau dia saya melihatnya di neraka karena dia mencuri pakaian (ghanimah).' 

Adapula riwayat laindalam Bukhari Muslim tentang seseorang yang tampak berani dalam medan pertempuran, namun Rasulullah saw katakan bahwa dia termasuk ahli neraka. Ketika diperhatikan oleh salah seorang shahabat, ternyata orang ini, karena tak tahan lukanya, dia bunuh diri.

Dalam kedua riwayat initidak ada ungkapan nabi 'Kalian tidak masuk surga dengan amal kalian.'

Yang ada ungkapan tersebut terdapat dalam riwayat Bukhari dan Muslim dan lainnya. Dalam riwayat Muslim, haditsnya seperti ini. Rasulullah saw bersabda,

 سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَالْجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ ». قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ «وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِىَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ وَاعْلَمُواأَنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

"Beramallah dengan istiqamah benar dan tepat (tidak ghuluw/melampaui batas dan tidaklalai). Karena sesungguhnya amal tidak memasukkan seseorang ke surga." Mereka berkata, 'Termasuk engkau juga wahai Rasulullah?" beliau berkata,"Termasuk saya, hanya saja Allah telah meliputi saya dengan rahmat-Nya. Ketahuilah, amal yang paling Allah cintai adalah yang kontinyu walaupun sedikit."

Hadits ini penekanannya adalah agar kita beramal dengan kontinyu atau istiqomah dan tidak berlebih-lebihan atau melampaui batas sehingga menghilangkan hak yang seharusnya dipenuhi. Karena itu Imam Bukhari memasukkan hadits ini dalam bab"Al-Qashdu Wal Mudawamah Alal Amal' (Beramal secara wajar dan kontinyu). Juga agar kita jangan sombong dengan amal kita, seakan-akan surga sudah dijamin kita raih. Tapi seraya beramal tetaplah bergantung dan mohon kemurahan Allah.

Terkait dengan sabda Rasulullah saw bahwa "Seseorang tidak dimasukkan surga oleh amalnya" Maksudnya adalah bahwa surga itu bukan "imbalan setimpal" atas amal yang kita lakukan. Jika dibandingkan dengan nikmat yangkita dapatkan selama hidup dengan amal yang kita lakukan, sebanyak apapun, tidakakan sebanding, apalagi dengan nikmat Islam, Iman serta surga yang tiadaterkira.  Karena itulah dikatakan bahwaseseorang masuk surga karena kemurahan dan karunia Allah.

Lalu dimana kedudukan amal? Amal adalahsyarat yang Allah tetapkan untuk masuk surga.  Inilah yang dimaksud dengan firman AllahTa'ala kepada ahli surga;

ادْخُلُواْالْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

"Masuklah kalian ke surga sesuai dengan amal yang telah kalian lakukan." (QS.An-Nahl: 32)

Kesimpulannya adalah bahwa amal bukan"harga yang setimpal" untuk masuk surga, seperti kita menyerahkanuang sekian juta sebagai harga yang sesuai untuk beli kendaraan. Tapi amal adalah "Syarat" yang telah Allah tetapkan bagi hambaNya untuk masuk surga.Atau dengan kata lain, masuk surga berdasarkan rahmat Allah dan rahmat Allah hanya dapat diraih dengan amal yang kita lakukan sebagaimana Allah tetapkan demikian.

Jadi jawaban Rasulullah saw, "Termasuk saya juga", itu maknanya bukan "Termasuk saya juga tidak dijamin masuk surga", tapi yang dimaksud adalah bahwa perkara amal bukan merupakan imbalan setimpal atas surga yang Allah berikan, juga berlaku bagi Rasulllah saw. Hanya saja, dalam hadits yang sama Rasulullah saw menjelaskan bahwa dirinya telah diliputi oleh rahmatNya, jadi berbeda dengan manusia umumnya. Maka, hadits ini justeru memberi isyarat jaminan surga bagi Rasulullah saw, karena beliau telah diliputi oleh ramhat Allah Ta'ala dan rahmat Allah lah yang menyebabkan seseorang masuk surga.

Satu lagi catatan, menggunakan istilah hak prerogratif  untuk Allah Ta'ala adalah tidak pantas dengan keagungan dan kemuliaan Allah. Hak prerogratif adalah hak istimewa yang diberikan kepada seseorang atau lembaga yang terpisah dari masyarakat umum. Logikanya kalau seseorang punya hak prerogratif, maka ada hal yang bukan menjadi hak prerogratifnya.

Pertanyaannya adalah adakah yang bukan hak prerogratif Allah? Seakan ada hal-hal yang Allah tidak dapat ambil keputusan sendiri kecuali disetujui pihak lain. Allah Maha Kuasa, dapat menentukan  apa saja tanpa persetujuan pihak lain, namunAllah maha Adil dan tidak zalim dan Dia sudah tetapkan ketentuan dan ajaranNya sebagai panduan.   Wallahu a'lam.

Hadaanallahu wa iyyaakum ajma'iin


Baca juga :