Ketika sebuah pabrik membuat peralatan atau produk apa saja, maka pabrik itu menyertakan buku kecil yang akan memberi paduan kepada anda tentang cara penggunaan dan bagaimana memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi saat alat tersebut digunakan.
Buku kecil itu juga memberi peringatan kepada anda, hendaknya tidak menggunakan voltase yang lebih besar dari kapasitas daya alat itu supaya tidak terbakar, atau agar tidak menggunakan voltase yang lebih rendah sehingga alat itu tidak bisa aktif.
Pada buku kecil ini, disebutkan juga tata cara yang terkait dengan beberapa langkah penggunaan, kandungan perlengkapan alat tersebut, dan keistimewaan yang berbeda dari peralatan lain, bagaimana memanfaatkan keistimewaan alat tersebut dan penjelasan-penjelasan lain yang dibutuhkan oleh pembeli, agar dia dapat memanfaatkan barang yang dibelinya secara maksimal.
Ini persis seperti yang terjadi di al-Qur’an al-Karim, walaupun tentunya terdapat perbedaan yang besar dalam perumpamaan ini.
Ketika Allah s.w.t. menciptakan manusia, Dia menurunkan kitab-kitab yang ditutup dengan al-Qur’an al-Karim. Di antara yang dijelaskan di dalamnya adalah unsur-unsur penciptaan manusia, perbedaannya dengan makhluk yang lain, berbagai keutamaannya yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, kekurangannya, dan bagaimana memperbaikinya.
Allah juga menerangkan di dalam kitab ini berkait dengan berbagai penjelasan secara rinci tentang cara-cara menghindari hal-hal yang dapat melemahkan makhluk ini (manusia), mempertahankan diri saat diserang musuh, baik itu musuh internal seperti jiwa, syahwat, hawa nafsu dan setan, ataupun musuh eksternal seperti dunia, teman buruk, orang-orang fasik, dan orang-orang kafir.
Serta menjelaskan karakter-karakter iklim yang memperkuat aktifitas makhluk ini dan iklim yang melemahkannya hingga barangkali dapat berakibat pada kematiannya walaupun dia sedang berjalan.
Dia menjelaskan dalam kitab ini tetang piranti kecil yang diciptakan-Nya diantara piranti besar ini (fisik manusia), dan yang menjalankan apa-apa yang terdapat dalam piranti besar ini, piranti kecil itu adalah akal.
Dia juga banyak menjelaskna banyak contoh piranti yang memiliki kemiripan dalam penciptaanya, bagaimana reaksinya saat salah digunakan, dan bagaimana jika tidak tahu cara mempergunakannya.
Sebagaimana kita sebagai manusia yang akan merujuk pada buku petunjuk alat yang kita beli ketika tidak tahu beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan alat itu, atau untuk memperbaikinya, maka kita mengikuti petunjuk buku itu agar dapat menggunakannya dengan cara yang ideal. Karena si pembuat itu adalah orang yang paling tahu tentang alat tersebut, mempergunakannya dan menonaktifkannya.
Demikian juga Allah s.w.t., dan Allah memiliki perumpamaan yang paling tinggi, Dia lebih tahu tentang makhluk ciptaan-Nya dan lebih tahu tentang hal yang membuat makhluk itu bahagia, dan Dia lebih tau pada apa yang merusak dan menghancurkannya, maka dari itu Dia menurunkan kitab ini untuk dijadikan sebagai rujukan bagi setiap gerak-gerik makhluk ini.
Jika makhluk ini tidak merujuk pada kitab ini, maka dia akan terjerumus ke dalam lilitan kebingungan dalam berbagai ijtihad bodoh tanpa merujuk pada Penciptanya yang lebih tahu darinya tentang apa yang membuatnya bahagia, sedih, yang menghidupkannya, dan yang mematikannya. Kitab itu adalah al-Qur’an al-Karim.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS AlBaqarah:185)
Abdul Hamid al-Bilaly
Ta'amulat Ba'd al-Fajr