Bela Fahri Hamzah, Ulama Surabaya Kritik Pemberitaan Berlebihan Metro Tv


Jakarta - Pendiri Pondok Pesantren Kota Alif Lam Mim, Surabaya, Jawa Timur, Ahmad Imam Mawardi (AIM), mengkritik pemberitaan Metro Tv yang membesar-besarkan twitter politikus PKS Fahri Hamzah.

AIM sudah membaca twitter Fahri yang menyebut sinting. Ia berpendapat ucapan "sinting" bukan untuk santri dan pesantren.

"FH tidak bilang sinting pada santri dan pesantren, tapi pada rencananya itu (rencana Jokowi menetapkan 1 Muharam sebagai hari santri nasional," ujarnya kepada INILAHCOM, Rabu (2/7/2014).

Ia menegaskan santri itu setiap harinya rutin dari kegiatan dan ibadahnya. Tidak ada pengaruhnya mau dikasih hari santri atau tidak.

"Buat apa hari santri, tanpa hari santri para santri itu eksis dan diakui. Nanti pasti ada permintaan hari pelajar nonsantri karena juga hidup dan bekerja serta berjuang di Indonesia," imbuhnya.

Menurutnya, kalau semua minta dibuatkan hari khusus, bukan tidak mustahil 365 hari dalam setahun itu akan terisi semua. "Jadi ngapain dibesar-besarkan oleh Metro? Gak ada kabar lain?" imbuhnya.

Sementara itu Fahri Hamzah mengaku tidak pernah menyinggung atau menyerang santri dalam akun twitternya. Fahri mengatakan, yang dimaksud 'sinting' itu adalah janji-janji capres Jokowi.

"Kalau ada menyebut gile atau sinting, itu penutup-penutup bahasa informal. Kalau lihat potongan-potongan bahasanya kita masuk dalam isu Jokowi," ujar Fahri, di Gedung DPR, Senayan, Rabu (2/7/2014).

Menurutnya, dalam pernyataannya di twitter, tak sama sekali menyinggung soal santri maupun Nahdlatul Ulama (NU). Sebab yang dia singgung adalah soal janji Jokowi yang akan menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri.

"Ini tidak ada hubungannya tentang santri dan satu Muharam tapi ini soal janji Jokowi yang sudah banyak," katanya.

Fahri menjelaskan, tanpa Jokowi merubah 1 Muharam sebagai hari santri, pemerintah sudah menetapkan itu sebagai hari libur nasional.

Namun, jika itu akan diubah lagi, tentu sangat riskan dan nantinya akan menuai kontroversi dikalangan umat beragama, khususnya Islam.

"Ini soal ide dan janji-janji dia, bukan menyerang pribadi-pribadi orang. Mana dari pribadi Jokowi dalam twitter itu yang saya serang. Sekarang tentu banyak orang yang menggunakan ini untuk berpolitik," katanya.

Tuduhan penghinaan Fahri dituliskan dalam akun twitternya. Tweet Fahri pada 27 Juni 2014 yakni: "Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!". [rok/inilah]


Baca juga :