Tim Jokowi Benci Islam, Setelah Wimar Muncul Butet


Jakarta - Setelah Wimar Witoelar, gaya banyolan budayawan Butet Kertaredjasa, memunculkan polemik baru di ajang pertarungan antar calon presiden dan calon wakil presdien.

Di akun Twitter @masbutet, pemeran tokoh Sentilun di acara “Sentilan Sentilun” MetroTV, itu menyebut “pemilih nomor 1″ sebagai pihak yang belum waras. “OBRAL!!! KHUSUS YANG BELUM WARAS. PILIH 1 dapat bonus: 1. Kemewahan untuk kuda. 2. Lumpur untuk rakyat. 3. Korupsi bersama sapi,” tulis @masbutet.

Beberapa hari lalu, pemain teater kenamaan ini juga telah mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla. Butet bersama ratusan seniman dan relawan menggelar acara Kirab Budaya dan Deklarasi Jogja Istimewa untuk Jokowi-JK pada 24 Juni 2014 lalu.

Status Butet itupun membuat geram banyak pihak. Penulis yang juga sastrawan Edy A Effendi menilai, sebutan sebagai budayawan tidak pantas disandang Butet. “Butet K memang pelawak. Klaim budayawan sepertinya tak pantas disandang dengan sikap kasarnya. Bukankah agama Kristen ajarkan kasih sayang?” tulis Edy di akan Twitter @eae18.

Edy menilai, tak pantas Butet men-cap orang atau pihak yang berbeda pilihan terkait Pilpres, sebagai orang yang tidak waras. “Kebencian terhadap Islam, akhirnya dilampiaskan dalam era pilpres. Sebagai pelawak, tentu Butet sadar. Orang Islam, Kristen, Buddha, Hindu yang sudah mengenal dengan baik titah-Nya, tak akan sanggup keluarkan kata-kata kasar,” tulis @eae18.

@eae18 juga menulis: “Butet K juga pernah nyinyir soal Perang Badar jadi Perang Bandar. Apakah sebagai budayawan dan beragama Kristen diajarkan sifat seperti ini?” cetusnya lagi.[ris/inilah]
Baca juga :