Elektabilitas Prabowo Naik, Lembaga Survei "Dimarahi" Donatur


Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Vox Populi, Basyinursyah menilai beberapa lembaga survei yang enggan mempublikasikan meroketnya elektabilitas Prabowo-Hatta, karena khawatir dapat menjatuhkan kubu yang dukungnya.

Hal ini buntut berita Sidney Morning Herald yang memberitakan tiga lembaga survei di Indonesia disinyalir sengaja tidak mempublikasikan hasil risetnya ke publik karena hasil temuanya menunjukkan elektabilitas capres Prabowo Subianto lebih unggul dibanding rivalnya Joko Widodo.

“Kami kira mereka tidak mengumumkan itu (hasil riset) karena kuatir akan jadi bumerang bagi mereka sendiri,” kata Basyinursyah saat dihubungi, Kamis (26/6).

Dia menyangkan sikap ketiga lembaga yang engganan mengumumkan hasil risetnya, karena lembaga seperti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator telah menjadi salah satu referensi bagi para praktisi dan pengamat politik.

Disampaikan olehnya, jika sebuah lembaga survei yang bersifat independen maka segera mempublikasikan hasil temuannya. Dia mencontohkan apabila survei dilakukan pada tgl 1- 6 Juni, maka kurang dari tanggal 10 hasilnya harus dipublikasikan.

Lebih lanjut Basyinursyah mengatakan bahwa siapapun yang unggul, pada dasarnya lembaga survey biasanya tidak memperdulikan.

“Buat apa melakukan survey tapi disimpan? Kecuali didanai oleh seseorang atau lembaga tertentu dan hasilnya tidak sesuai maka hasilnya tidak dipublikasikan," ujarnya.

"Karena itu akan berimbas pada sang pendana atau hal lain yang merugikan pemesan,” lanjut Basyinursyah tanpa menunjuk afiliasi tiga lembaga itu dengan salah satu partai tertentu.

Sebelumnya, media Australia The Sydney Morning Herald (SMH) menulis artikel berjudul ‘Silence of the polls as Prabowo pulls ahead in Jakarta race’. Tulisan itu mengulas soal elektabilitas Prabowo yang membalap Joko Widodo dalam survei. Padahal beberapa bulan lalu, Prabowo terpaut jauh dibanding Jokowi.

Dalam pemberitaaan tersebut, Prabowo subianto hanya berselisih tipis dibanding Joko Widodo. Elektabilitas Jokowi mengalami perlambatan kenaikan. Untuk itu, lembaga survei yang melakukan survei hasilnya tidak dikeluarkannya, karena khawatir bisa mendorong para pemilih mengalihkan dukungannya ke Prabowo Subianto. (Angga/harianterbit)

Baca juga :