Berita Kampanye PKS memang banyak beredar di Media massa dan media sosial. Hal yang menjadi fokus pemberitaan tentang “putihnya” Gelora Bung Karno (GBK) dengan 150 ribu lebih massa pendukung PKS. Luapan massa juga memenuhi jalan-jalan menuju GBK dan menimbulkan lalu lintas tersendat. Sedangkan pengamat kampanye menyoroti massa PKS yang membawa serta banyak massa, termasuk anak-anak.
Diantara semua pemberitaan, sedikit menyorori dampak kampanye pada aset publik dan terhadap lingkungan. Kampanye dengan massa super besar memang tidak mudah mengaturnya. Apalagi kampanye diadakan di stadion yang bisa menampung massa sangat banyak khususnya di dalam lapangan. Namun PKS membuktikan dirinya konsisten berkampanye “Bersih dan Peduli” disamping sukses memutihkan GBK hingga stadion terbesar di Indonesia ini tak muat menampung peserta kampanye. Apa maksud Bersih dan Peduli?
Bersih dan Peduli, ini bukan tentang slogan PKS masa lalu saat PKS memulai berkiprah di Pemilu Legistatif tahun 1999. Bersih dan Peduli ini tentang bagaimana PKS memulai kampanye perdananya dengan meninggalkan kesan bersih dan pedul dari segi lingkungan . Bersih dalam arti tidak (banyak) meninggalkan sampah. Peduli artinya benar-benar menjaga lingkungan yang ada di GBK terpelihara, utuh seperti sedia kala.
Bersih, memang ciri Kampanye PKS yang sejak dulu masih dilaksanakan secara konsisten. Beberapa media merilis berita tentang persiapan PKS untuk membersihkan sampah dan menjaga lingkungan. Kompas.com memberitakan bahwa PKS serius mempersiapkan even kampanye agar tidak mengotori lingkungan sekitar.
“Kami sudah menyiapkan lima truk sampah untuk hadir,” kata Tubagus (panitia kampanye). Lalu, dia pun mengatakan partainya sudah menyiapkan 3.333 kantong plastik yang akan dibagikan kepada peserta kampanye, untuk mengumpulkan sampah selama dari acara kampanye. “Kami mengajak warga Jakarta untuk kampanye damai, santun, dan cinta lingkungan.” (Baca Kompas.com : Kampanye Perdana, PKS Pasang Target Kembali “Putihkan” GBK)
Kemudian, okezone.com juga merilis hal yang sama. Dalam rilis berita okezone.com 15 Maret 2014 , selain berencana memenuhi Stadion utama Gelora Bung Karno (GBK) pada hari pertama kampanye, Minggu (16/3/2014), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga ingin menjadi partai yang mampu mencontohkan kampanye yang bersih dan peduli lingkungan. (baca pemilu.okezone.com : Sediakan 3.333 Kantong, PKS Akan Contohkan Kampanye Bersih )
Selain sampah, kekahwatiran terbesar diadakannya kampaye di GBK adalah terinjaknya rumput lapangan bola. Ini yang sangat rawan karena membludaknya massa tentu akan memilih memadati lapangan rumput. Maklum, tidak semua orang bisa menginjakkan rumput di stadion kebanggan tim nasional sepakbola Indonesia. Seperti yang ditulis salah satu akun twitter berikut menanggapi membludaknya massa PKS dalam kampanye pedana.
@dimasagungp RT @MhmmdFaisal: Jangan rusak rumput stadion!! RT @VIVAnews: Kampanye di GBK, PKS Gerakkan 150 Ribu Simpatisan http://goo.gl/gwKjdb
@reyza_breNda Rumput jgn diinjek donk “@dakwatuna: GBK tdk mampu menampung ratusan ribu massa kampanye PKS Jakarta hingga tumpah kelapangan n luar stadion
Lalu bagaimana faktanya? Melihat lini waktu (timeline) teman-teman Facebook dan Twitter sesaat setelah Kampanye berakhir (16 Maret 2014), ada beberapa foto yang dipublikasikan menunjukkan hal yang sama dengan rencana yang disampaikan panitia kampaye PKS. Berikut beberapa komentar akun twitter dan dokumentasi yang menunjukkan rumput di GBK aman dan terjangan kaki massa kampanye PKS.
@EndiRamone Trm ksh PKS utk kampanye tertibnya & brsm mjaga rumput GBK jd tmpt yg nyaman utk #Timnas kita. #DukungTimnas cc @hafidz_ary
Nah, PKS sudah memulai kampanye dengan komitmen bersih, peduli lingkungan dan menjaga aset negara tanpa kerusakan. Ayo partai lain, ditunggu komitmen kalian menjaga lingkungan dan aset publik. Bikin kampaye simpatik, bebas sampah, tidak merusak lingkungan dan bersama-sama menjaga aset publik.
Apapun partai Anda, komitmen pada lingkungan dan menjaga aset atau fasilitas publik adalah sangat penting. Mungkin komitmen tinggi pada lingkungan tak menarik bagi parpol untuk dikampanyekan, tapi bagi saya dan beberapa orang, itu menjadi nilai plus dan pertimbangan memilih mereka dalam pemilu.
Salam peduli lingkungan!
by Achmad Siddik (Kompasiana)