Jakarta - Dalam sejarah di Tanah Air, Islam Politik seperti dialami Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bisa saja melemah namun menyimpan kekuatan luar biasa. Seperti Nabi Yusuf yang bangkit dan berjaya setelah terperosok dari sumur.
Awal tahun ini, berdasarkan survei Harian Kompas, PKS hanya mendapatkan suara 2,3 persen di pemilu legislatif nanti. Artinya PKS dicap sebagai partai ‘gurem’. Hal ini akibat PKS selama 2013, ditimpa prahara kasus korupsi ‘daging sapi’.
Sebelumnya, banyak kalangan yang berharap kepada PKS, menjadi partai masa depan, dan menjadi alternatif partai-partai sekuler yang sudah ‘bobrok’ dan ‘karatan’, karena sudah berkuasa selama 68 tahun.
PKS menjadi partai politik pertama peserta Pemilu 2014 yang melakukan kampanye terbuka di GBK Minggu (16/3/2014). Solid tidaknya sebuah partai, tidak jarang ditentukan dari membludak-tidaknya massa partai politik memenuhi stadion terbesar di Asia Tenggara ini. Terbukti, massanya membludak, suatu isyarat bahwa sebagai kekuatan Islam Politik, PKS masih kokoh. Dari Jakarta, PKS bangkit kembali menyongsong masa depannya.
Sekretaris Jenderal DPP PKS Taufik Ridho penuh percaya diri dan mengatakan telah mengumpulkan sedikitnya 150 ribu massa kader dan simpatisan PKS. Setidaknya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sukses memutihkan Gelora Bung Karno (GBK) dalam kampanye perdana, Minggu (16/3/2014). Mereka optimistis bisa memutihkan Indonesia.
Optimisme itu dikatakan Presiden PKS Anis Matta. Setelah dirundung badai selama 2013 pasca-Presiden PKS saat itu Luthfi Hasan Ishaaq ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kini PKS semakin yakin menghadapi Pemilu 2014.
Anis mengatakan, satu tahun lalu PKS mengalami ujian seperti halnya yang dialami oleh Nabi Yusuf as. Nabi Yusuf terperosok ke dalam sumur namun bisa bangkit. Kata Anis, ini yang dialami juga oleh PKS. "Sekarang perlihatkan kepada bangsa Indonesia sebuah drama, bagaimana PKS bisa keluar dari sumur itu. Hari ini ketika kita berkumpul di sini, saya bertanya apakah kita sudah keluar dari sumur itu?," kata Anis di hadapan kader PKS yang memenuhi Stadion GBK Senayan, Minggu, (16/3/2014).
Ia melanjutkan, sekarang Indonesia menunggu babak kedua yang dilakoni PKS. Menurut dia, babak kedua itu perjalanan Nabi Yusuf dari sumur ke Istana. "Kader-kader PKS insya Allah siap menuntaskan babak kedua dari drama Nabi Yusuf. Setahun kita dapat goncangan hebat, badai luar biasa, tapi Alhamdulillah kita kumpul di sini bahwa PKS sudah keluar dari badai itu dengan iman jauh lebih kuat, tekad yang jauh lebih membara," jelas mantan Wakil Ketua DPR ini.
Apalagi tiga jagoannya yang disiapkan PKS menuju persaingan kursi RI 1 juga memiliki kualitas dan elektabilitas yang baik. Ketiganya berasal dari generasi muda yakni Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Presiden PKS Anis Matta dan mantan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang memiliki rekam jejak di politik dan pemerintah terbaik.
PKS kini bangkit kembali dari badai politik, bangkit dari sumur meski tetap diintai, dikritik dan disudutkan oleh lawan-lawan politiknya. Namun, PKS adalah Islam Politik yang kalau dipaku dan dipukuli, malah bisa makin kuat mendalam dan bangkit kembali.
Itulah karakter Islam Politik di negeri ini: Kadang kala dirundung badai kelam, namun bisa bangkit kembali secara lebih kuat dan tajam. Artinya, kini PKS siap untuk diuji dan kembali bertaji menuju kursi Istana Presiden. [berbagai sumber/inilah]