Dikisahkan bahwa suatu kali Imam Syafi'i ingin membuat sehelai baju. Beliau pergi mengantarkan kain ke tukang jahit.
Ternyata tukang jahit itu adalah seorang yang benci kepada beliau. Sebabnya adalah karena beliau datang ke Mesir membawa mazhab baru, yang memalingkan orang dari mazhab Imam Malik. Sementara tukang jahit itu pengikut mazhab Imam Malik yang fanatik.
Tukang jahit itu berkata kepada temannya: Aku akan membuat Syafi'i marah kali ini.
Temannya menjawab: Kamu tidak akan mampu melakukan itu. Beliau tidak akan marah.
Untuk membuat Imam Syafi'i marah ia membuat lengan baju sebelah kanan kecil sepas tangan, sedangkan lengan baju sebelah kiri ia bikin lebar dan besar.
Dia sangat berharap ketika Imam Syafi'i mengambil bajunya, ia akan marah besar.
Pada hari yang sudah dijanjikan Imam Syafi'i datang menjeput pakaiannya. Ketika beliau melihat hasil jahitannya, Imam Syafi'i malah menjadi ta'jub.
Beliau berkata:
"Dari mana engkau mendapatkan ide cemerlang yang tidak aku bayangkan sebelumnya? Lengan kanan ini kecil, pas sekali untuk menulis. Aku menjadi tidak terganggu ketika menulis. Sementara lengan kiri yang lebar ini akan aku gunakan untuk membawa buku".
Karena itu Imam Syafi'i justru memberi upah lebih kepada si tukang jahit.
Tukang jahit itupun saling berpandangan dengan temannya. Mereka betul-betul salut menyaksikan sendiri kebesaran jiwa Imam Syafi'i. Beliau selalu berpandangan positif sekalipun dizalimi dan dijahili.
*by Zulfi Akmal