Kekerasan terhadap pelajar yang dilakukan oleh guru kembali terjadi, kali ini di Kabupaten Simalungun. Sebanyak 32 pelajar SD Negeri 098145 Karang Sari, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (25/2) siang, mengalami luka bocor di bagian kepala mereka masing-masing.
Kejadian bermula ketika siswa ribut di dalam kelas. Sang guru marah dan memukuli semua murid lelaki yang ada di dalam kelas. Muridnya berjumlah 32 orang. Akibat dari peristiwa ini, 10 orang anak terluka di bagian kepala dan sebagian lainnya luka ringan di bagian bagian tubuhnya.
Menanggapi peristiwa ini, anggota Komisi X DPR RI Surahman Hidayat, saat di hubungi di Jakarta, 28/2/2014. Meminta pihak Kemdikbud untuk segera melakukan investigasi, karena kasus kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru kepada muridnya, sudah sering terjadi. " Saya sangat menyesalkan kejadian tersebut, perbuatan seperti itu jelas tidak bisa di benarkan, pendidikan dengan cara kekerasan akan mewariskan bentuk kekerasan yang lain pada anak didik," demikian tegas Surahman Hidayat.
Menurutnya, anak didik yang kerap mendapatkan model pendidikan kekerasan, rentan menghadapi trauma, dendam, bahkan kelak suka melakukan kekerasan pula. "Secara psikologis, kekerasan yang digunakan dalam mendidik anak, akan menjadi kontra-produktif, karena ada beberapa hal negatif yang timbul, sebagai reaksi dari kekerasan mereka dapatkan," ungkap Surahman.
Kepada semua guru di Indonesia mari kita lahirkan pendidikan yang ramah dan menyenangkan pada anak, membuat mereka penasaran dengan ilmu baru dari hari ke hari. "Cara pembelajaran yang merangsang rasa ingin tahu, akan menumbuhkan inisiatif dan pada akhirnya melahirkan manusia kreatif yang mampu menyelesaikan permasalahan dalam hidup mereka, hidup masyarakat dan hidup bangsa ini." Tutup anggota dewan dari PKS ini.
Peristiwa yang sama juga terjadi, terhadap seorang siswa di SMKN 3 Jayapura, Papua. Murid dipukuli kepalanya oleh gurunya setelah gagal menjawab soal yang diberikan.