Ketika Jaya Suprana Kagum dengan FPI

Jaya Suprana saat di Markaz FPI Petamburan Jakarta


*by Aminah Mustari

Jaya Suprana mengundang “biang kerusuhan”, ketua FPI, Habib Rizq untuk berdiskusi. Tepatnya sih, Jaya Prana mendengarkan. Persis seperti seorang ibu yang mendengarkan anak yang “katanya” nakal.

Sebelum talkshow, Jaya Suprana datang ke wilayah tempat tinggal Habib Rizq di Petamburan. Ternyata, kata beliau rumah Habib Rizq (yang di sana juga terdapat markas FPI) terletak di sebelah gereja Bethel. Ketika pendetanya sendiri ditanya oleh Jaya Suprana, ia menjawab bahwa Habib melindungi gereja itu. Habib tinggal di Petamburan dengan lima gereja di sekitarnya. Menurut Habib, di sana tidak pernah ada masalah, tidak ada bentrok-bentrokan antara FBI dengan Gereja, karena toleransi dalam arti sebenarnya sudah dijalankan di wilayah itu selama berpuluh-puluh tahun. Sebagai bagian dari masyarakat, mereka saling memberi masukan dan bantuan sosial.

Menurut Habib, ada 10 pliar-pilar toleransi dalam Islam, 3 di antaranya adalah:

1. La iqraaha fid-din, ‘tidak ada paksaan dalam agama”. Seorang muslim tidak boleh melakukan pemaksaan dalam bentuk apa pun kepada orang lain untuk masuk ke dalam ajaran Islam.

2. Tidak boleh ada caci-maki terhadap agama lain. Seorang muslim tidak boleh mencaci-maki agama lain.

3. Lakum dinukum waliyadin, ‘bagimu agamamu, bagiku agamaku.” Tidak ada paksaan dalam beribadah dan menjalankan syariat Islam.

Pluralitas diterima, pluralisme ditolak.

Pluralitas diterima dalam Islam. Pluralitas adalah keragaman dan kebhinekaan. Ini adalah alamiahnya kehidupan manusia. Karena itulah ada prinsip toleransi dalam Islam.

Pluralisme ditolak. Pluralisme adalah paham bahwa semua agama adalah sama. Ini tidak benar. Siapa pun berhak mengatakan bahwa agamanya adalah paling benar. Dia punya hak untuk merasa agamanya adalah benar, apa pun agamanya. Orang Islam punya hak bilang Islam benar. Orang Kristiani juga sah-sah saja mengatakan agamanya paling benar. Kerena agama adalah soal keyakinan. Yang salah itu kalau dia merasa agamanya benar, lalu mencaci-maki agama orang lain. Orang lain juga tidak boleh intervensi dan mengatakan bahwa orang lain harus mengakui bahwa agamanyalah yang benar. Dan bertoleransi dalam hal ini adalah sesuatu yang naif dan menyesatkan keyakinan.

Toleransi itu indah. Keberagaman itu indah. Jika saja kita saling memahami dan pandai menempatkan diri.

Simak juga prosedur standar aksi FPI di video ini. Menurut saya tidak ada vandalisme.

Memang, mendengarkan itu lebih manusiawi ketimbang menuduh dan mencaci. Baik sekali untuk mendengarkan sesuatu langsung dari sumbernya, ketimbang percaya pada media. Apresiasi penuh untuk Jaya Suprana!

**
Catatan ini saya buat bagi teman-teman yang malas buffering dan berkuota pas-pasan



LINK VIDEO: https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=DyZFFQVAsGg
Baca juga :