Susilawati, 40 tahun. Dia kader wanita PKS di desa Sukmajaya di wilayah Bogor. Entah mengapa tiba-tiba kader PKS ini dipanggil guru dan dokter oleh warga masyarakat. Padahal dia tidak mengajar di sekolah formal dan dia juga tidak pernah mengecam pendidikan dokter apalagi membuka praktek.
Dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Tiap hari berkuat dengan persoalan rumah tangga. Tidak ada yang istimewa dengannya. Hanya saja disela-sela kesibukan rumah tangga dia menjadikan rumahnya sebagai taman bermain untuk anak-anak usia dini.
Orang-orang yang tidak mampu di sekitar rumahnya yang tidak mampu menyekolahkan ke PAUD dan TK pasti menitipkan anak-anaknya di rumahnya. Anak-anak yang bermasalah secara psikologi dan intelektualnya selalu dititipkan di rumahnya karena PAUD dan TK yang formal tidak menerima anak tersebut sebagai peserta didiknya.
Ditengah kemiskinan orang tuanya dan ditengah kekurangan sisi psikologi anak didiknya kader PKS ini selepas membereskan pekerjaan rumah tangga membuka pintu rumahnya untuk mendidik anak-anak tersebut. Ya.. sudah hampir 11 tahun dia melakukan pekerjaan ini. Orang tua murid dibebaskan untuk membayar berapapun sesuai kemampuannya.
Dengan ketekunannya ini, warga masyarakat sekitar sekarang memanggilnya sebagai Ibu Guru. Entah siapa yang mulai memanggil panggilan tersebut. Namun sekarang, bila dia melewati kerumunan anak-anak atau ibu-ibu mereka selalu memanggil kader PKS itu sebagai ibu Guru.
Ditengah kesibukannya pada hari Sabtu-Ahad, dia masih menyempatkan belajar pengobatan alternatif. Dia pun aktif praktek terapi di bawah bendera Rumah Sehat Iqra Bandung.
Dia belajar untuk menyalurkan dan meningkatkan bakat-bakat alami yang diturunkan dari nenek moyangnya. Dulu.. uyutnya dikenal sebagai dukun di desanya.
Setelah belajar dan cukup lama praktek di bawah lembaga Rumah Sehat Iqra, dia pun mulai berani menterapi ibu-ibu dari murid-muridnya. Informasi ini segera menyebar ke warga masyarakat. Akhirnya ibu-ibu tersebut banyak yang curhat tentang kondisi kesehatan saudara-saudaranya.
Mendengar curhatan tersebut, sang kader PKS pun mulai blusukan. Awalnya setelah mengajar selalu disempatkan untuk merapihkan rumahnya untuk menyambut anak-anaknya yang pulang sekolah. Namun sekarang selepas mengajar di rumah, sang kader PKS ini mulai belusukan ke rumah warga yang sakit.
Daya juang yang kuat, ketekunan dan kesabarannya dalam menterapi warga inilah, akhirnya saat dia sedang menterapi warga yang terkena kanker payudara, seseorang anggota keluarganya memanggilnya ibu dokter. Sang kader hanya tersenyum mendengar panggilan tersebut.
Mungkin melihat karena warga yang terkena kanker payudara tersebut mulai membaik sehingga mereka mulai percaya akan terapi yang dilakukannya.
Ya.. itulah kisah seorang Ibu rumah tangga biasa yang akhirnya dipanggil Ibu Guru dan Ibu Dokter. Entah siapa yang memulai namun itulah realita panggilan warga untuknya. (Nasrulloh Mu)
*sumber: Kompasiana