LT3Besar. Acara sederhana dengan gagasan besar. Juga kumpulan orang-orang sederhana dengan mimpi-mimpi besar. Untuk memasuki gelombang ke 3 Indonesia, mengutip pemaparan presiden PKS, Anis Matta. Tak ada yang menarik secara materi. Tak ada yang heboh seperti goyang-goyangan yang sedang nge-trend. Tak ada. Semua tampak seperti biasa. Tapi tetap penuh makna.
Ahad kemarin (15/12), ada jadwal untuk hadir di agenda LT3 Besar. Alhamdulillah, hari ahad yang penuh berkah Allah SWT memberi kemudahan untuk hadir di agenda yang diselenggarakan oleh DPC Labuhan Ratu itu, sebuah kecamatan disalah satu kota Bandar Lampung, Lampung.
Pertemuan rutin dua pekanan untuk bulan Desember ini memang tampak biasa, sederhana. Tapi ada banyak makna yang bisa kita ambil dari sini. Ditengah guncangan politik yang kata sebagian orang, 'kiamat PKS'. Acara sederhana ini diselenggarakan di rumah salah satu kader, Bapak Ahmad Darmanto. Disebuah gang yang cukup sempit sepertinya, hingga kendaraan bermotor yang parkir disana kesusahan untuk keluar masuk. Dengan dihadiri sekitar 60-an kader, agenda ini dimulai dengan membaca Al-Quran melanjutkan bacaan masing-masing peserta. Setelah cukup lama, saya sendiri membaca sekitar 4 lembar, acara dilanjutkan dengan agenda tausyiah.
Agenda tausyiah ini diisi oleh salah seorang ustadz yang juga merupakan kader PKS, beliau dikenal dengan nama ustadz Endri.
Beliau menuturkan, dakwah ini memang merupakan jalan yang panjang. Dan disetiap masanya, Allah akan mengujikan kepada kita dengan ujian-ujian yang berat. Tapi bagaimanapun, dakwah ini harus tetap berjalan, walau bagaimanapun kondisinya. Dan tugas kita untuk menjelaskan kepada masyarakat apa yang sedang terjadi sebenarnya. Karena kita tidak memperjuangkan orang, tapi yang kita perjuangkan adalah maslahat dakwah untuk semuanya. Untuk bangsa tercinta ini. Beliau mengutip beberapa ayat dalam Al-Quran, dan memaparkan kesesuaiannya dengan kondisi yang terjadi sekarang. Dan menutupnya dengan penguatan, bahwa saat Allah SWT memanggil dengan sebutan orang-orang beriman, maka sesungguhnya itu menunjukkan kalau yang mampu memenuhi seruan Allah SWT adalah hanya orang-orang yang memang memiliki keimanan kepada Allah SWT.
Setelah agenda tausyiah selesai, agenda dilanjutkan dengan penyampaian taklimat oleh ketua DPC Labuhan Ratu, Bapak Masdi Musthofa. Beliau memberikan pengarahan terkait dengan agenda LT3Besar ini sekaligus beberapa agenda yang akan diselenggarakan dalam LT3Besar kedepan, seperti YanKes (Pelayanan Kesehatan) dan pemberian pakaian layak pakai. Pemberian reward kepada kader yang mencapai 3 ibadah yaumiah; tilawah Quran 1 juz per hari, shoum sunnah 1 kali sepekan dan shalat malam minimal Witir 3 rakaat setiap hari menjadi agenda penyemangat pagi kemarin.
Selain itu juga diagendakan infak dari kader untuk membantu pendanaan kegiatan-kegiatan DPC selanjutnya yang direncanakan dalam agenda LT3Besar. Subhanallah, dari orang-orang sederhana itu terkumpul dana sebesar Rp741.000,00. Lembaran-lembaran dari pecahan terkecil ini yang keluar dari kantong-kantong ikhwah itu selalu menyentuh hati saya pribadi, betapa ditengah kesulitan mereka senantiasa menitipkan sebagian penghasilannya untuk agenda dakwah.
Nah, agenda terakhir ini adalah yang ditunggu-tunggu. Silaturahim dan dialog langsung kepada warga sekitar. Dari 60 kader ikhwan - akhwat yang hdir, dibagi dalam 3 tim besar dengan sasaran; warga dengan kemampuan ekonomi keatas, menengah dan kebawah. Setiap tim didampingi oleh satu pemandu yang sudah mengenal wilayah sekitar dan dibekali dengan form pendataan serta bingkisan sederhana khususnya untuk warga dengan kemampuan ekonomi kebawah. Kebetulah saya masuk dalam tim ke-3 bersama beberapa rekan yang lain, yang sebagian besarnya emang masih muda-muda. :D
Dalam kunjungan dan dialog dengan warga ini, setiap peserta LT3Besar dibekali secara singkat panduan komunikasi saat berkunjung ke rumah warga. Peserta boleh sendiri juga bisa berdua, sesuai dengan nyamannya saja. Menyapa warga yang berada disekitar tempat acara tersebut.
Hari itu saya kebetulan bersama rekan, akhuna Azmy, berkesempatan mengunjungi 4 rumah warga, yang kesemuanya berisi ibu-ibu rumah tangga dan anaknya, karena suaminya rata-rata sedang bekerja.
Rumah-rumah yang tak tampak luas itu dipenuhi dengan aneka barang rumah tangga yang tampak begitu sederhana. Malahan terlihat sesak sepertinya, karena kontrakan-kontrakan mereka memang tak terlalu luas. Mungkin begitulah kebanyakan kondisi warga negara ini. Tapi ada ciri khas selalu muncul, senyum orang-orang sederhana. Dan begitulah, kami berdialog sederhana sembari menanyakan kabar, mengenalkan diri, menyampaikan salam silaturahim, tentang pekerjaan dan kesibukan sehari-hari, dan perbincangan sederhana sebagai pembuka.
Setelah itu dilanjutkan sesuai dengan panduan, yaitu berdialog tentang beberapa hal; mengetahui PKS dimata warga, menanyakan DPT, mengenalkan calon anggota legistatif yang diusung khususnya dari DPC Labuhan Ratu (Bapak Masdi Musthofa sebagai caleg DPRD Kota dan Ibu Linda Wuni sebagai caleg DPRD Propinsi), pengingatan tanggal Pemilu, pembagian kalender PKS 2014, serta menyampaikan bahwaPKS mendapat penghargaan parpol paling transparan, serta menguaraikan beberapa fakta persidangan ustadz LHI.
Dari 4 rumah yang dikunjungi itu, ada kesimpulan sederhana yang kami ambil. Ternyata kasus ustadz LHI tak sepenuhnya dimengerti oleh masyarakat. Bahkan rata-rata tak mengetahui kasus tersebut. Walau hanya sedikit sekali sampelnya, tapi setidaknya memberi gambaran. Apa yang mereka butuhkan bukan sekedar citra partai, tapi memang aksi langsung yang bisa dirasakan. Senyum polos mereka pun seolah memberi gambaran, masih banyak warga yang merindukan hadirnya kader-kader PKS untuk bisa membantu mereka secara langsung. Dan ini juga makin menguatkan, cara terbaik keluar dari badai ini adalah dengan langsung turun menyapa warga. Dengan penuh kehangatan dan ketulusan cinta.
Dan begitulah mungkin cara PKS mencinta. Menyapa benci dengan aksi kepedulian yang nyata. Membalas caci maki dengan mengunjungi. Mengiringi tuduhan dan fitnah dengan terus menghadirkan agenda-agenda yang penuh kebaikan, insya Allah.
Dan bagi saya pribadi, dan mungkin juga kader-kader yang lain, LT3Besar ini memang memberikan energi dan makna tersendiri.
Seperti embun, pertemuan ini selalu saja menyejukkan.
Seperti bara, pertemuan ini selalu saja menggelorakan.
Seperti cahaya, pertemuan ini selalu saja menunjukkan jalan.
Dan disini, dalam langkah-langkah kecil ini.
Kita terus belajar mencintai.
Tanpa ragu.
Dan tak perlu lagi malu.
Salam kam dari Lampung
*Ditulis oleh Arif Budiman | @kakuud_hafara on twitter