Jakarta Harus Berterimakasih ke Depok


Pemaparan Pengamat Tata Air UI, Firdaus Ali
DEPOK - Pengamat Tata Air Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali mengungkapkan tak ada satupun sumber air di Jakarta yang layak menjadi sumber air baku. Menurutnya, di Jakarta tak ada lagi air baku yang layak konsumsi.

Belum lagi ditambah permasalahan genangan, banjir, dan rob. Tak hanya banjir dengan silkus 5 tahunan lagi, tetapi banjir dapat datang setiap saat.

"Jakarta sudah defisit air baku, tak ada lagi yang bisa kita gantungkan dari Sungai Ciliwung dan Cisadane. Padahal tahun 2025, Jakarta butuh 18 ribu meter kubik dan Depok butuh 6,7 ribu meter kubik per detik. Dari mana akan dipenuhi. Jakarta dan Depok kan gantungkan ke Ciliwung, sementara DAS Ciliwung lagi sakit berat," jelasnya (24/12).

Akibatnya, entitas bisnis ibu kota air baku menjadi tak baik dan mahal. Pengambilan air tanah secara massif dan tak diisi lagi membuat penurunan muka tanah Jakarta setinggi 26 cm.

"Jakarta rekor kalahkan Meksiko City, Yokohama dan Bangkok. Jakarta sudah -3 di bawah permukaan laut. Justru air tanah Jakarta hanya Depok yang mengisinya," jelasnya.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail meminta Jakarta berterimakasih kepada Depok. Bukannya justru menuding Depok sebagai biang banjir.

"Orang Jakarta justru harus terimakasih pada Depok, karena semuanya dari Depok air bakunya. Dari Bogor ditahan di Cilodong, dan Depok alirkan air bawah tanah ke Jakarta," tandasnya.

*okezone


Baca juga :