*by Studi dan Laboratorium Informasi Dunia Islam Kontemporer-SELIDIK
Intel Dimana-mana
****
Ingat lagu Mbah Surip yo!
"Tak gendong kemana-mana
Tak gendong kemana-mana
Enak donk, mantep donk."
Kemarin pagi (5/9), pas anak-anak berangkat sekolah, saya dikejutkan dengan ledakah keras. "Ah ... paling ban meletus."
Ternyata jam 10-an pagi, saat sedang mengurus sarapan, berita heboh di TV: "Terjadi ledakan bom mobil dengan target Menteri Dalam Negeri M. Ibrahim."
Saya cermati beragam analisa. Memang targetnya adalah: Ikhwanul Muslimin. Bahkan mantan deputi Mendagri mengatakan, "Mobil pembawa bom berasal dari Gaza!" Jadi inget lagi lagu Mbah Surip .... "Tak ngebom ke mana-mana!" He he
Ada yang bagus analisa dari Dr. Ala Shadiq. Ia menegaskan, rangkaian bom itu banyak keanehan:
1. Ledakan itu jauh dari lokasi rumah sang menteri. Perubahan berita berulang kali. Pertama depan rumah mentri. Kedua dekat iring-iringan rombongan menteri. Mana yang betul?
2. Korban ledakan anehnya diketahui mengalami luka tembak, bukan luka ledakan.
3. Korban sipil diberitakan ada anak kecil, namun ternyata anak kecil tersebut adalah foto yang diphotoshopi seakan-akan di Mesir, padahal di Libanon.
Namun Robert Fisk menegaskan, selain target memperburuk Ikhwanul Muslimin yang semakin solid dan tidak terpengaruh dengan penangkapan tokoh-tokohnya. Pengeboman dilakukan oleh sang junta sebagai "pesan singkat" kepada sang menteri yang berani menimpali pendapat As-Sisi dalam sebuah pertemuan. Fisk menyampaikan analisa ini berdasarkan informasi dari "sumber terpercaya".
Bagi saya, sinyal kuat kembalinya 1086 intel dari UAE setelah Mursi lengser, membuka banyak kemungkinan. Yaitu -seperti pendapat Fisk- Mesir akan dijadikan Irak selanjutnya. Namun saya sangat berharap dan berdoa kepada Allah, analisa itu salah!