"Penembakan Polisi di KPK, Oegroseno, dan Terorisme" | by @ridlwanjogja


by @ridlwanjogja
jurnalis

Selamat pagi, motif serangan polisi depan KPK masih disidik, Oegroseno wakapolri yang semalam ke TKP, minta penyidik based on crime scene.

Wakapolri Oegro reserse yang old school. Ilmu dasar reserse paling pokok adalah based on TKP. Di Pondok aren Oegro juga datang.

Wakapolri nggak suka ada oknum yang menggeneralisir pokoknya semua harus teroris.

Oegroseno memang sudah lama head to head dengan kelompok di Polri yang hobi banget dg terorisme.

Pernah memuncak saat usut perampokan CIMB Niaga Sumut, Oegro jengkel karena belum2 sudah disebut sbg terorisme.

Saat itu, dia Kapolda, lebih jengkel lagi karena kerja keras tim Polda Sumut, mendadak diklaim kerjaan Densus.

Padahal, saat datang, semua udah beres. Densus belakangan ngambil, itupun dg arogan nerobos aturan pangkalan AU Medan.

Oegro tambah jengkel lagi karena anggotanya di Polsek Hamparan Perak jadi kena imbas serangan balik.

Namun, polisi bener, biasanya diparkir, Oegro yang digadang gadang jadi Kapolri, ditaruh di Lemdikpol ngurusi pendidikan.

Sekarang, Oegro naik jadi Wakapolri, walau masa jabatan sebelum pensiun nggak begitu lama tapi banyak yang risih dan cemas.

Di internal , Oegro serius marah dengan citra polisi yang nggak berubah-ubah. Hedonis, suka meminta jatah, rekayasa, dll.

Pada apel kasatwil tertutup di PTIK beberapa hari lalu, Oegro minta semua anggota hidup sederhana

“Saya nggak peduli sekaya apa anda, kalau nggak bener, saya sendiri yang sidik,” begitu kata Oegro ditirukan salah satu peserta apel.

Sudah bukan rahasia lagi, di Polri ada jabatan basah, jabatan kering.

Kalau hanya mengandalkan gaji pokok dan tunjangan, nggak ada rumah besar magrong magrong ala rumah AKP yang tugas di narkoba Poldametro.

Kasus Labora di Polda Papua, hanya permukaan, yang lebih smooth mainnya masih banyak yang belum terungkap (ayo kpk !)

Oegro akan segera bikin aturan gaya hidup polri, harus sederhana, naik bis, naik kereta, menyatu dengan rakyat

Oegro ingin Polri tidak dianggap musuh warga, gimana caranya ? ya menyatu padu dengan keseharian warga. Bersepeda, cair dan membaur.

Tentu ada yang terusik dengan gaya koboy Oegro, sekarang pertarungan lagi memanas, itulah mengapa isu resufle Kapolri nggak jadi jadi

Kembali ke penembakan, Oegro nggak ingin langsung dikaitkan terorisme, makanya dia perintahkan resmob bukan densus.

Di lingkungan dalam petugas anti teror, persaingan jabatan lagi panas, di BNPT juga di Densus Mabes

Oegro nggak ingin ada tim gelap bergerak sendiri, maka itu, dia minta laporan per 3 jam dari Kapolda.

Di atas semua itu, pembunuhan terhadap siapapun adalah kejahatan. Kita doakan korban. Al Fatihah.

***

(berita terkait)


Seorang Polisi Ditembak di Depan Gedung KPK

KOMPAS.com — Seorang polisi ditembak oleh orang tak dikenal di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta, Selasa (10/9/2013) sekitar pukul 22.20 WIB.

Polisi tersebut diketahui adalah anggota Provost bernama Bripka Sukardi.

Menurut keterangan saksi mata, terdengar tiga kali tembakan yang menyasar di bagian perut Sukardi. Dia diduga ditembak saat mengendarai sepeda motor bernomor polisi B 6671 TXL.

Tubuh Sukardi kini tergeletak di samping sepeda motornya yang berada di jalur lambat ke arah Mampang atau di depan Gedung KPK.

"Ada tiga kali tembakan," kata saksi mata di tempat kejadian perkara. Pelaku diduga menggunakan dua sepeda motor.

Belum diketahui motif penembakan tersebut. Ada tiga buah selongsong peluru di tempat kejadian. Saat ini tempat kejadian sudah dipasang garis polisi dan tengah dilakukan olah TKP.




Baca juga :